Sabtu, 10 September 2011

Kisah Isteri Sholeha


aku mencintaimu suamiku
 Cerita ini adalah kisah nyata… dimana perjalanan hidup ini ditulis oleh seorang istri dalam sebuah laptopnya.
Bacalah, semoga kisah nyata ini menjadi pelajaran bagi kita semua.(semoga menjadi pengingat bagiku, ketika ku sudah melangkah ke dalam kehidupan baru)*** Cinta itu butuh kesabaran…
 Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita??? Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita.. Aku menjadi perempuan yg paling bahagia….. Pernikahan kami sederhana namun meriah….. Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu. Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula. Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya. Kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu.. Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci…. Aku sangat bahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku… sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku. Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah dengannya.
 *** Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil (bayi) di tengah keharmonisan rumah tangga kami.  Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk mendapatkan penerus generasi baginya.Alhamdulillah saat itu suamiku mendukungku… Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan-NYA. Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu & adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi hal itu dari suamiku…  Didepan suami ku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi dibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka…  Pernah suatu ketika satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda itu.  Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninya siang & malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukan aktivitas sosial ku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan. Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat di dalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman suamiku, dan disaat itu juga.. aku melihat ada seorang wanita yang sangat akrab mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur suamiku. Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di hadapannya. Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan, "Assalammu’alaikum” dan mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup.
 Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata "Assalammu’alaikum”, ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih namun penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya. Lalu.. Ibu nya berbicara denganku …"Fis, kenalkan ini Desi teman Fikri”. Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalam ruangan tersebut,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan. Aku sibuk membersihkan & mengobati luka-luka di kepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya.Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata, ”lebih baik kau pulang saja, ada kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. ”Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat dan karena psikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak berpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya Salah ataupun Tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku***Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain.Pagi itu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru saja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu. Aku bertanya, ”Ada apa kamu memanggilku?” Ia berkata, ”Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang” Aku menjawab, ”Ia sayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di travel bag dan kamu sudah memeegang tiket bukan?” "Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan mama ku”, jawabnya tegas. "Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana?", tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahukan rencana kepulanggannya itu, padahal aku telah bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya. ”Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti”, jawabnya tegas. ”Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan?”, lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya. Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku. aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama Suamiku, tapi karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena Suamiku sangat sayang padaku. Kemudian aku memutuskan agar ia saja yg pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami. Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan diperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini. Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluan yang akan dibawanya ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya. aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama-sama kemana pun ia pergi. Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karena biasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku.Hati ini sedih akan di tinggal pergi olehnya.  Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelponku. Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku tak terlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang. Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuh sakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3. Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi.. Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akan punya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan kemudian aku hanya bisa memeluk adikku. Aku kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya, "kapankah ia segera pulang?” aku tak tahu. Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jika menelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku..Lebih baik aku tutupi dulu tentang hal ini dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang.Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita padanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung…Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-foto kami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk. Kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms. Ia menulis, "aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku akan kabarin lagi”.Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah. Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini. Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam. Sebelum masuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami. Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya..Masya Allah.. ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan langsung naik keruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya kabarku.. Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta. Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengelus wajahnya dan aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at.*** Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya dari balkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi ia tak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi. Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia bersikap tidak biasa terhadapku? Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuaku dan kebetulan Dian yang mengangkat telponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab, "Loe pikir aja sendiri!!!”. Telpon pun langsung terputus. Ada apa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan aku.Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu diintrogasinya. Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulang terlambat dan ia bertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah..Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang. Aku hanya berdo’a semoga suamiku sadar akan prilakunya.Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja berkenalan. Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiakan segala yang ia perlukan. Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia tak pernah bertanya perihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.Bersyukurlah.. aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku. Sungguh.. suami yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadi orang asing bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamiku memanggilku. "Ya, ada apa Yah!” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya "Ayah”"Lusa kita siap-siap ke Sabang ya.” Jawabnya tegas. "Ada apa? Mengapa?”, sahutku penuh dengan keheranan.Astaghfirullah.. suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar, dia membentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami. Dia mengatakan ”Kau ikut saja jangan banyak tanya!!” Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi. Lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin.. sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi aku tak bisa. Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikap ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku..**Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini.. Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya. Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahir, tiba-tiba Tante Lia, tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengah rumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda.Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya padanya. Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membuka pembicaraan. "Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha”. Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam.”Ada apa ya Nek?” sahutku dengan penuh tanya.. Nenek pun menjawab, "Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini kau selalu keguguran!!". Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan suamiku?"Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kau menikah dengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau.” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya. "Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya”, neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu.Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannya dengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, "kau maunya gimana? kau dimadu atau diceraikan?MasyaAllah.. kuatkan hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku.. Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulaukayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini."Fish, jawab!.” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab.Aku langsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah.‘’Untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami..”Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itu juga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka. Aku lalu bertanya kepada suamiku, "Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatku dirumah kita nanti, yah?”Suamiku menjawab, ”Dia Desi!”Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, ”Kapan pernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.” Ayah mertuaku menjawab, "Pernikahannya 2 minggu lagi.””Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok”, setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar. Tak tahan lagi.. air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit. Diiringi akutnya penyakitku.. Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini? Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambil bertanya-tanya, "sudah tidak cantikkah aku ini?" Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya. Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu. Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, "terima kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?.” Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo. Dalam hatiku bertanya, "mengapa ia sangat cuek?” dan ia sudah tak memanjakanku lagi. Lalu dia berkata, "sudah malam, kita istirahat yuk!" "Aku sholat isya dulu baru aku tidur”, jawabku tenang. Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku. Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayang dan cintanya itu..Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku. Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Aku save di mydocument yang bertitle "Aku Mencintaimu Suamiku.” Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar. Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku. "Apakah kamu sudah siap?” Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata : "Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalam rumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun-ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah itu..”, perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak. Tiba-tiba suamiku menjawab "Lalu apa Bunda?” Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar…"Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?”, pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.Dia mengangguk dan berkata, ”Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda?”, sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja.Dia tersenyum sambil berkata, ”Kita lihat saja nanti ya!”. Dia memelukku dan berkata, "bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama”..Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, "Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah? Aku kangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku kangen dengan manjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwa aku tidak pernah berzinah! Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berzina Ayah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata, ”Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah”.Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis. Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia bertanya, ”bunda baik-baik saja kan?” tanyanya dengan penuh khawatir. Aku pun menjawab, "bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang". Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.Setelah tiba dimasjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku. Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan, "Ayah jangan!!”, tapi aku ingat akan kondisiku. Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabul tersebut. Begitu ijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku.. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya… aku kuat.Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu.. hatiku menangis.Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini? Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi. Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam sana.Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, lalu aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya Allah.. suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget. "Kamu datang ke sini, aku pun tahu”, ia berkata seperti itu. Aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail ia berkata, "maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku” Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini.. Suamiku berbisik, "Bunda kok kurus?”Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan. Aku pun berkata, "Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?””Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah sering terluka oleh sikapku yang egois.” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu. Lalu suamiku berkata, ”Bun, Ayah minta maaf telah menelantarkan bunda.. Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti mengejar harta ayah dan satu lagi.. ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalau bunda gak mau berbuat "seperti itu” dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip ("seperti itu”). Ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda..” Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini.Aku hanya menjawab, "Aku sudah ceritakan itu kan Yah.. Aku tidak pernah berzinah dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah.. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu.." Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga.Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci. Keesokan harinya…Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku.Aku pun dilarikan ke rumah sakit..Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku..Aku merasakan tanganku basah..Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran.Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, ”Bunda, Ayah minta maaf…”Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku? Aku berkata dengan suara yang lirih, ”Yah, bunda ingin pulang.. bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah..” "Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah… !!! Bunda sayang banget sama Ayah.” Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata.Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil. Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku..Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku.Untuk Ibu mertuaku : "Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu. Ketahuilah Ma.. dari dulu aku selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami.mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ma?  Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma?Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku.. Dengan Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya..”Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku.mengapa keluargamu sangat membenciku?Aku dihina oleh mereka ayah..Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu? Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah..Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah ? Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah.. 
Aku diusir dari rumah sakit.
 Aku tak boleh merawat suamiku.
 Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku. 
Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku. 
Aku sangat marah.. 
Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan ibunya.. 
Aku tak mau sakit hati lagi.. 
Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku..
Engkau Maha Adil.
Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah..
Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku.. 
Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu.. 
Aku kuat ayah dalam kesakitan ini.. 
Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku..
Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah..
Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu. Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui, tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku. Aku harus sadar diri.
Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu..
Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku?
Ayah.. aku masih tak rela..Tapi aku harus ikhlas menerimanya.
Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya. Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku. Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir. Sebelum ajal ini menjemputku. 
''Ayah.. aku kangen Ayah..''
’’Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda..
Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini.
Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.’’
Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur..
Bunda akan selalu hidup dihati ayah..
Bunda.. Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah.. 
Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.
Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, hidup dalam kesendirianmu..
Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin Ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus..
Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..
Bunda.. kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui..
Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku.. 
Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat di tidurmu yang panjang..’’Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka.Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja..Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana? Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? Tetap setia dialam sana? Tunggulah Ayah disana Bunda.. Bisakan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon..’’Ayah Sayang Bunda…."


_THE POWER OF LOVE_


Ketika sayap ku mulai rapuh dan hampir patah akan rasa sakit hatiku terhadap nya, aku bungkam dan ingin menutup hatiku .
Namun entah mengapa semua berubah saat aku memiliki sorang teman lelaki yang sangat baik kepada ku. Tapi yang aku sayangkan saat ia baik dan perhatian kepadaku , akupun acuh dan bersikap jutek kepadanya. Aku mulai merasa kehilangan saat kelulusan memisahkan kita . 1 tahun tak mendengar kabar darinya, terasa sepi..... sekali, biasanya ada saja SmS terbang ke hP ku dari nya.
Suatu hari ketika aku mulai melupakannya Hp-ku di kagetkan dengan pesan singkat yang ketikannya sangat aku kenal !!!
Dan aku tahu ternyata dia adalah “ANDY” , teman lelakiku yang selalu mencoba mencuri-curi pandang terhadapku,menarik perhatianku bahkan selalu ingin mendekatiku.
Beberapa hari aku dan andy berkomunikasi dengan telepon genggam,hanya dalam hitungan hari dia mengungkapkan perasaannya kepadaku. Aku merasa senang , sayap-sayapku yang rapuh kini membangkit dan siap terbang lagi
Oohh tuhan.........,,apakah ini cinta?????
Tanpa pikir panjang aku langsung memberi jawaban “Ya”. Dan mulai saat itu kami menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.
Mulanya aku tak percaya namun aku yakin tiada 1 pun di dunia ini yang tidak mungkin, buktinya aku dan andy yang telah lama tidak bertemu bisa di pertemukan kembali.
Satu minggu setelah kita jadian , aku bertemu dengan andy.
Tak ada yang berubah darinya, ia tetap manis seperti yang dulu.
Bukan ketampanan yang aku cari karena aku tahu bukan paras seseorang yang bisa membuat hatiku nyaman melainkan kelembutan hatinya yang bisa menyapa hatiku.
Tapi aku sadar “tak ada gading yang tak retak” setiap orang pasti memiliki kesalahan ataupun kekurangan, contohnya andy dia selalu bermasalah dengan waktu dan selalu melenceng jika berjanji. Kesalahan demi kesalahan dia lakukan terhadapku namun anehnya aku memaafkanya kembali dan menunggu dia sampai berubah.
Aku bingung dengan perasaan ku yang saat itu seperti di hipnotis oleh-nya . tiap aku mencoba untuk marah, dia selalu berhasil mengetuk pintu hatiku yang mulai menutup.
Tuhan,,,.......akankah sebodoh ini diriku????
sehingga aku tak berani untuk marah kepadanya????
Ssssssttttttt.........bukan !! ini bukan kebodohan tapi ini adalah “KEKUATAN CINTA”

Semua Tentang Teman


Semua Tentang Teman
Karya : Fitri Ardianti

Persahabatan adalah suatu kebersamaan,kekerabatan dan kasih sayang yang terjalin dalam suatu pertemanan. Dimana kita saling memahami sifat satu sama lain dan menjaga perasaan satu sama lain. dengan persahabatan kita bisa belajar menyayangi dan mencintai orang lain. persahabatan itu indah, persahabatan itu satu untuk selamanya. Tak ada kata “bekas/mantan” dalam persahabatan. Persahabatan banyak memberi kita pelajaran yang berharga, namun seperti halnya kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, persahabatan juga tidak selalu sempurna, disana ada konflik,hal yang mengharukan dan menyenangkan. Begitulah sedikit ulasanku tentang persahabatan. Sekarang akan aku ceritakan pada kalian tentang  persahabatanku yang penuh kisah kasih.

Namaku fitri, temanku biasa memanggilku anty. Aku seorang siswa di SMA. Sejahtera 1 Depok. Aku memiliki banyak teman, katakanlah aku orang yang mudah beradaptasi dengan orang lain sehingga aku memiliki banyak teman. Aku senang dan aku merasa bahagia karena ternyata teman-temanku sangat menyayangiku, akupun begitu. Aku tidak hanya memiliki teman, tapi aku memiliki dua orang sahabat kecilku, sebut saja namanya Awanty dan Elin. Mereka berdua adalah sahabat kecilku, sampai sekarangpun kami masih sangat dekat, seperti yang ku bilang, dalam persahabatan tidak selalu sempurna. Seiring berjalannya waktu Elin menjauh meninggalkan aku dan Awanty, hal itu dilakukannya karena ada beberapa faktor. Aku dan Awanty sedikit kecewa kepadanya, kenapa ia melakukan itu. Persahabatanku mulai renggang, namun aku dan Awanty selalu berusaha untuk tetap dekat dengan Elin, walaupun kenyataannya berbeda. Namun walaupun aku dan Awanty jarang bertemu Elin, sesekali kami berkunjung ke rumahnya untuk bermain. Kami juga masih berkomunikasi lewat sms, bahkan masih sempat untuk jalan bareng triple date.

Waktu berjalan seakan tak pernah letih, hari-hariku hanya kujalani bersama Awanty, aku sayang kepadanya bahkan aku telah menganggap dirinya dan Elin sebagai saudara perempuanku. Kami selalu menghabiskan waktu bersama, walaupun aku sudah mempunyai seorang pacar bernama Andy, aku tidak melupakan apalagi meninggalkan dia. Aku selalu berusaha untuk ada disampingnya saat dia
membutuhkan aku. Walaupun terkadang aku sibuk dengan Andy, tapi Awanty sangat memahamiku. Sejauh perjalanan persahabatanku dengan Awanty, aku dan dia baik-baik saja mungkin karena dia belum memiliki pacar. Sedikit tanya dalam benakku, Jika ia memiliki pacar, akankah dia akan tetap setia kawan terhadapku ?? pikiran buruk mulai melintas dalam benakku. Ternyata benar, sikap Awanty juga mulai berubah terhadapku, ia lebih sering dengan pacarnya. Aku tahu dan aku juga sangat mengerti bagaimana rasanya jika kita sedang senang-senangnya bersama pacar. Dari situ persahabatanku mulai goyah lagi, aku takut kejadian seperti Elin akan terulang kembali. Aku tidak mau kehilangan sahabatku lagi. Namun aku sadar bahwa tidak selamanya kita hidup bergantung dengan orang lain. karena semakin dewasa, kita harus bisa hidup mandiri. Tidak harus memikirkan orang lain lagi. Dan yang terpenting harus proffesional dalam menghadapi ataupun menyelesaikan masalah. Akhirnya hal tersebut dapat aku praktikkan dengan Awanty. Kami sesekali berbincang dan saling meminta opini tentang sikap dan sifat satu sama lain. hal ini aku lakukan agar aku dan dia dapat saling berintrospeksi diri. Begitulah caraku dengannya menjaga persahabatan yang terjalin cukup lama ini.
Terkadang terpikir dalam benakku, betapa aku takut kehilangan dia. Aku menyangka tak ada orang lain yang lebih mengertiku selain dia, namun semua pikiranku terbukti salah. Karena teman-temanku  di sekolah juga sangat baik kepadaku. Semua hal-hal menarik dalam persahabatan ini aku rasakan saat aku kelas XI, disana aku memiliki teman, sebut saja namanya Elan, Emi, Wyna, Dhea dan Icha. Mereka adalah teman-teman yang asik, konyol dan selalu bikin aku tersenyum. Dengan karakter mereka yang bebeda, aku bisa belajar memahami dan mengerti sifat mereka masing-masing.
Elan adalah teman sebangku ku dikelas XI, karakternya tidak jauh beda denganku, pendiam dan pemalu, Emi juga memiliki sifat yang pendiam dan pemalu. Namun orangnya baik, aku dan emi pernah pergi ke salon bareng. Disana kita luluran untuk memanjakan diri. Setelah itu kami pergi untuk shopping kecil dari mulai ITC Depok sampai ke DEPOK TOWN SQUARE. Semuanya nampak terasa menyenangkan.
Wyna type orang yang cuek, berani dan cukup narsis. Aku, Elan dan Emi yang semula pemalu sedikit berubah menjadi agak narsis dan berani bergaya didepan kamera. Di handphone-ku penuh dengan gaya narsis kami yang centil-centil.
Icha type orang yang cuek, bahkan dia suka menghilang disaat aku dan yang lain kumpul, sedangkan Dhea type orang yang seleboran, cuek, berani dan lucu. Betapa uniknya bukan teman-temanku itu? Oh ya, aku dan mereka bersepakat untuk memberi nama persahabatan kami dengan nama “VENOM”.


Setelah beberapa lama aku menyadari bahwa betapa bahagianya memiliki banyak teman, karena teman adalah tempat kita berbagi dalam duka maupun suka, aku juga senang karena pacarku juga type orang yang menyenangkan. Dia baik dan dia juga pandai beradaptasi dengan teman-temanku, baik yang di rumah ataupun di sekolah. Walaupun sering aku dibuatnya jengkel dengan sikap ngaretnya. Namun aku tetap bangga dan sayang kepadanya. Karena ia selalu mengerti aku dan teman-temanku. Ia tidak pernah membatasi waktu ku bersama “Venom”. Sehingga aku tidak canggung lagi memperkenalkannya kepada “Venom” bahkan  mengajaknya jalan bersama “venom”, padahal semua temanku itu perempuan hehe..
Waktu itu aku, andy dan “venom” sempat berekreasi ke KOTA TUA, disana aku gembira, kami makan bakso bareng, naik sepeda onthel dan mengelilingi beberapa daerah disana menggunakan onthel. Karena andy ikut kami menjadi ganjil, sehingga salah satu dari temanku harus diboncengi dengan bapak pemandu onthel. Namun hal itu tidak merubah suasana. Aku, andy dan “venom” sangat menikmati rekreasi tersebut. Aku bahagia karena posisi Andy sebagai pacarku tidak sekedar itu. Ia bisa menjadi sahabatku, tempat aku menuangkan isi hati ku jika aku sedang ada masalah dengan teman-temanku. Bahkan Andy sangat menyayangi kedua Little Sisterku yang bernama Elcia dan Tasya. Kedua little sisterku ini sering bermain bersama Andy saat ia datang ke rumah. Bahkan saat aku satnite aku mengajak little sisterku yang masih berumur 8 tahun yaitu Tasya. Seperti yang ku bilang, Andy mudah beradaptasi dengan siapapun. Bahkan ia tidak risih saat jalan bersamaku dengan membawa si buntut kecil Tasya. Bahkan mereka terlihat akrab sekali. Begitu juga dengan Elcia. Ia cukup dekat denganku dan Andy. Kebetulan adiknya Andy yang bernama Venska satu sekolah dengan Elcia yang sekarang duduk dibangku Sekolah Dasar. Betapa sempitnya bukan dunia fanna ini??
Kedua little sisterku cukup mendukung hubunganku dengan Andy. Karena sikap Andy yang Penyayang dan baik hati, membuat mereka nyaman saat berada didekatnya.

Saat aku naik ke kelas XII, aku kembali menyesuaikan diri dengan teman kelasku yang baru. Disitu aku bertemu kembali dengan Erika. Dia adalah teman sebangku ku di kelas X. Akhirnya kamipun duduk sebangku lagi di kelas XII ini. Aku lalu mulai beradaptasi dengan teman yang duduk tepat dibelakangku dan erika. Namanya Ayu dan Dian. Mereka sangat baik dan asik, apalagi Ayu, dia orang yang polos sehingga dengan kepolosannya yang keterlaluan suka membuat aku, Erika dan Dian jengkel. Namun aku salut terhadapnya, Ayu itu type orang yang ingin tampil beda dari yang lain. ia berani mencoba hal-hal baru, ia tidak malu bahkan tidak peduli apapun yang dikatakan orang lain tentang dirinya. Dia cukup percaya diri. sedangkan Dian dan Erika mempunyai sikap solidaritas yang cukup tinggi, mereka sangat baik dan perhatian terhadapku. Kami ber-4 cukup dekat.
Aku cukup senang berada di kelas XII IPA 1 ini, disini aku menemukan teman-teman yang sangat kompak dalam segala hal. Bahkan saat ini kelasku sering mendapat pujian dari guru-guru, karena kekompakan kami. Seperti saat diadakan lomba menghias kelas, kelasku menjadi juara pertama diantara kelas XII yang lain. saat teman ada yang ulang tahun, kami mengumpulkan dana untuk membuat sedikit kejutan dengan membelikan kue ulang tahun, dan saat hari guru kami mengumpulkan dana kembali untuk membeli kue yang akan diberikan kepada beberapa guru yang menjadi faforit kami. Diantaranya sebagai tanda hormat, kami akan memberi kue kepada wali kelas kami yaitu ibu Pangestuti, dan guru mata pelajaran matematika yaitu Bapak Saut Manurung. Walaupun terkenal galak  tapi dia sangat baik, bahkan kalau kita sudah mengenalnya ia sangat lucu dan menghibur. Saat itu ternyata ibu Pangestuti tidak dapat hadir ke sekolah karena ada hal yang harus diselesaikan. Dengan kekompakan kami, akhirnya kami sekelas mengirim pesan singkat atau SMS kepadanya dengan kata-kata “happy teacher day mom, we will always love you”. Dengan berhitung bersama kami mulai bersiap mengirim pesan itu.
Akhirnya kue yang tadinya ingin diberikan kepada ibu Pangestuti  tersebut kami berikan kepada Ibu Ira Anita sebagai tanda hormat kami. Begitulah kekompakkan teman-temanku dikelas XII ini.
Dikelas XII ini aku mengikuti bimbingan belajar di Salemba Group, tak asing teman-temanku yang masuk bersamaku adalah “Venom”. Tapi saat ini “Venom” bertambah, ada Debby, Maryana, Dwi, Waode dan Widya. Mereka juga seru dan ramai. Sehingga saat ini kita semakin kompak saja ditempat les. Mulai dari berangkat bareng dan kalau gak les juga bareng-bareng. Cukup nakal hhee..

Hari demi hari kami lewati dengan penuh canda tawa tanpa rasa lelah.
Hingga waktu tiba saat Andy ingin mengenalkan aku dengan teman-temannya. Aku sungguh gugup dan bingung saat dia mengajakku, seperti biasa aku berfikir teman-temannya Andy itu jutek, ga asik, pokoknya tidak senyaman teman-temanku. Lagi-lagi pikiran itu terbukti salah, bahkan aku merasa lebih nyaman saat Andy mengenalkan aku dengan teman-temannya. Ada Aly, Bani, Hendy, Haris, Papank, Dede, Rima, Sischa, Adi atau sering dipanggil Bojes, Rifki, Rahmat, Ghofur, Anggie dll yang ga bisa aku sebutkan satu persatu, sekarang temanku bertambah lagi. “Serasa peri kecil yang sedang tersenyum senang, mengepak sayap sambil menari lincah diudara” , aku sangat bahagia memiliki banyak teman. Aku cukup dekat dengan teman-temannya Andy, kami suka jalan bareng, kumpul pokoknya hal yang seru deh..
Walaupun kebanyakan temannya Andy itu laki-laki tapi tidak membuatku mati gaya hehe, artinya aku bisa menyesuaikan diri dengan mereka. Lagipula walaupun mereka laki-laki, tingkat solidaritasnya tinggi. Perhatian, peduli satu sama lain sama halnya dengan persahabatan perempuan yang penuh kasih sayang. Sekilas opini ku mengenai karakter mereka.
Aly type orang yang baik, dan dia peduli banget sama perempuan, Aly juga pernah membantu ku untuk memberi suprise kepada Andy di sekolahnya. kalau Bani dan Hendy mereka ngerti banget perasaan perempuan kayaknya hehe, secara mereka sudah punya pacar. Apalagi Hendy, dia suka nasehatin aku gitu kalau lagi marahan sama Andy. Haris type orangnya juga baik, dia suka ngasih info ke aku tentang kelakuan Andy di sekolah. Papank, orangnya cuek, supel, tapi dy juga peduli banget loh sama teman-temannya, baik perempuan ataupun yang laki-laki. Setau aku, Papank itu teman dekatnya Andy, bahkan Andy suka curhat tentang aku kepadanya. Dede type orangya juga baik dan asik. Dulu aku sempet deket sama dia, kita suka nonton bareng, makan dan terakhir jalan bareng dia ke Puncak. Sekarang aku sudah agak jauh dengannya, mungkin memang karena dia sudah sibuk.
Kalau Rima, aku tidak terlalu mengenalnya, tapi dia juga baik dan perhatian. Karena waktu aku dan teman-temannya Andy piknik ke Kebun Binatang, kaki ku sempat lecet, disitulah Rima menegur ku dan menawarkan aku untuk memakai sandalnya.
Rima ini pacarnya si Bani. Rifki type orang yang usil, dia sering banget meledek aku sampai terkadang aku kesal sendiri. Tapi dia juga lucu, dia suka menghibur aku dengan cara bahasa dan gaya bahasanya yang berlogat betawi. Dia juga peduli sama teman-temannya, walaupun terkadang suka mengesalkan hehe.
Kalau rahmat aku juga tidak terlalu mengenalnya tapi sedikit info dari sang pacar, katanya dia itu jahil, tapi tetep asik. Anggie dan Gofur juga baik. Katanya sih Ghofur itu tukang tidur di kelas(begadang mulu kali yee..hehe) sedangkan Anggie, orangya lumayan seru dan lucu, tidak jauh berbada dengan Rifki. Pokoknya kalau sudah ada mereka suasana jadi seru dan ramai. Aku sering bertemu dengan mereka saat Andy mengajakku untuk menemaninya bermain futsal. Disana Rifki Cs sangat baik kepadaku, walaupun terkadang laki-laki itu juga bisa badmood. Namun berbeda dengan perempuan yang lagi sensitif, jutek dan ga mau menegur saat badmood. Laki-laki dengan sikapnya yang dewasa dan sangat menghargai perempuan, sekalipun ia sedang badmood, ia tidak akan menyinggung perempuan tersebut. Begitulah sikap teman-temannya Andy. Maka aku hanya diam dan tak berani berucap apa-apa saat salah satu temannya lagi badmood. Bukan hanya Rifki Cs, tetapi terhadap semua temanku. Aku lebih baik diam daripada salah berbicara.
Aku senang karena berkat andy aku dapat mengenal teman baru dengan karkter berbeda. Aku nyaman bersama mereka, mungkin karena aku anak pertama yang menginginkan kakak laki-laki, jadi aku menganggap teman-teman andy sebagai saudara laki-laki yang peduli dan mau membantu aku jika aku kesulitan. Nah kalau Sischa dan Bojes, mereka itu sepasang kekasih. Mereka baik banget sama aku, kita juga sering double date. Makan, jalan-jalan sampai jogging bareng di Taman Kota BSD. Hm, seru banget. Aku dan Sischa juga lumayan dekat, bahkan kita suka curhat dan bertukar pendapat. Saling memberi masukkan yang berguna gitu deh, terutama masalah pacar. Cocok banget rasanya kalau ngebahas itu bareng dia. Secara Andy dan Bojes itu 11,12. artinya tidak jauh berbeda, tetapi dalam kepribadian jelas mereka
berbeda. Apalagi pacarku dengan julukannya yang terkenal Mr. Ngaret. Jauh berbeda dengan Bojes yang cukup rajin. Tapi jangan salah, biar ngaret begitu pacarku menjadi ketua kelas di kelasnya. Gak nyangka kan ?? hheee...
Aku merasa nyaman dalam berbagi dengan Sischa,semoga saja dia juga merasakan apa yang aku rasakan dan aku berharap kenyamanan itu akan selalu ada, walaupun aku dan Sischa jarang sekali bertemu dan berbincang. Sesekali aku mengajak Bojes dan Sischa untuk jalan bareng, hal itu aku lakukan supaya persahabatan aku, Andy Sischa dan Bojes tetap berjalan lancar. Bukan hanya dengan Sischa dan Bojes, tetapi dengan teman andy yang lain aku tetap berusaha dekat dengan mereka.

Satu pengalaman lagi yang paling berkesan dalam hidupku barsama teman-temannya Andy. Tepatnya di tahun baru 2011 aku mengadakan acara bakar-bakar bersama mereka, diawal acara memang ada sedikit hal yang tidak mengenakkan, karena aku dan Andy sempat ada problem. Namun atas nasehat-nasehat dari Rifki dkk aku dan Andy berbaikkan lalu kembali ceria. Acara kami mulai walaupun sedikit hampa karena Sischa dan Aly tidak dapat hadir. Apalagi pada saat itu perempuannya hanya aku dan Rima. Sedikit masalah lagi saat memulai membuat bara api. Saat Bani meneteskan sedikit bensin ke arang, Papank langsung melempar korek api. Api pun menyala dan menyambar semua benda yang berada didekatnya. Celakanya api mengenai Andy sehingga bulu kakinya sedikit habis termakan api hehe. Semua cukup  panik, dan sedikit tergelitik saat melihat wajah Andy yang panik karena bulu kakinya terbakar (kasihan hehe..). untungnya api tersebut dapat diatasi. aku segera mengobati luka Andy dengan mengoleskan obat untuk luka bakar di kakinya. Setelah itu kami makan dan selesai, tepatnya pukul 00.00 wib, kami mulai melihat kembang api yang meriah diluncuran, serta mendengar tiupan-tiupan terompet yang nyaring. Aku dan Rima tersenyum kecil melihat tingkah laku Rifki, Bojes, Bani, Andy, Anggi, Papank,
Hendy, Haris, Ghofur dan Rahmat yang cukup aneh. Mereka bersorak ria di jalanan depan rumahku. Tidak lama dari itu, kami berencana untuk berjalan-jalan.

Sebelum pergi kami berkumpul membuat lingkaran dan meletakkan tangan kanan kami semua di tengah lingkaran tersebut. Mengucap doa permohonan yang dipimpin oleh Bojes kami pun sejenak menundukkan kepala, dan berteriak YESS!!! Serentak. Lalu kami bersiap untuk jalan. Sebenarya belum jelas kami mau kemana, namun di tengah perjalanan Rima mengusulkan untuk ke Gunung Bunder. Semuanya setuju. Dengan uang pas-pasan dan modal nekat kami pun berjalan ke Gunung Bunder. Perjalanan jauh di tengah malam yang sangat berkesan, baru kali ini aku rasakan. Di perjalanan kami sangat mengkhawatirkan Bojes, karena takut motornya tidak kuat menerjang jalanan yang berkelok ke atas. Kami naik motor berpasang-pasangan. Aku dengan Andy, Rima dengan Bani, Papank dengan Rahmat, Bojes dengan Rifki, Hendy dengan Haris terakhir Ghofur dengan Anggi. Pukul 03.00 wib kami tiba di Gunung Bunder, bojes pun langsung melihat kondisi motornya yang saat itu sangat panas. Hembusan angin saat itu sangat menusuk kulit. Namun dapat membantu Bojes mendinginkan mesin motornya supaya lebih releks hehe.. Dingin serta keadaan yang masih gelap. Kami sempat beristirahat di sebuah warung dan membeli kopi. Sempat besenda gurau sejenak sambil beristirahat. kemudian Kami bingung mau istirahat dimana lagi setelah bapak tua yang pelit diwarung itu mengusir kami. Bayangkan, bapak tua itu mengusir kami karena kami hanya membeli 4 gelas kopi dan 1 gelas energen. Sungguh pelit kan ???.  Akhirnya kami menelusuri wilayah Gunung Bunder sampai kami menemukan suatu tempat, dimana tempat tersebut ada musolahnya, tepatnya lokasi curug Kawah Ratu. Dengan alas jas hujan kami bekumpul dibawah pohon besar sambil kedinginan. Sampai akhirnya Rifki menyuruh aku, Andy dan Rima untuk beristirahat di musolah itu. aku, Andy dan Rima segera menuruti perintah Rifki, untuk istirahat menyusul Hendy dan Bojes yang sudah tidur duluan ke musolah. Dengan alas sajadah kami berdua tidur di pojok kiri musolah, sedangkan Andy, Hendy dan Bojes tidur di pojok kanan musolah. Tidak lama kemudian Rahmat dan Ghofur menyusul ke musolah. Aku dan Rima tidak bisa tidur nyenyak karena dingin yang menusuk kulit. Sampai akhirnya aku dan Rima terbangun pukul 06.00 wib. Kami langsung kembali ke tempat Rifki dkk berkumpul. Disana aku melihat Anggi dan Papank yang masih tertidur nyenyak. Sedangkan Rifki, Haris dan Bani sedang bermain kartu. Aku dan Rima sangat kedinginan, sampai-sampai tanganku mati rasa. Karena uang kami yang pas-pasan, kami tidak dapat membeli sarapan pagi untuk mengganjal perut (padahal lapeerrr). Namun hal itu tidak membuat kami kesal, karena hati kami semua senang atas kebersamaan ini. Semua ini seperti mimpi....!!! karena baru kali ini aku pergi malam sampai tidak pulang hehe, ditambah lagi perginya bersama orang-orang yang aku sayang. Walaupun kedinginan, lelah serta lapar semua itu terkalahkan dengan rasa senang kami. Kami pun pulang pukul 07.30 wib, di jalan kami sempat turun dan berfoto-foto, serta kembali beristirahat di Telaga Kahuripan, Bogor. Sempat berbincang, tertawa dan bersenda gurau, Lagi-lagi bapak tukang parkir menghampiri kami untuk meminta uang parkir jika ingin berada di Telaga tersebut. Akhirnya kami pun kaaabbuuurrr......!! karena uang kami hanya tersisa untuk bensin, lalu melanjutkan perjalanan pulang. Sekitar pukul 11.00 wib kami sampai di rumah masing-masing.Tahun ini sangat berkesan dalam hidupku. Aku benar-benar merasa bahagia dan menyadari betapa indahnya kebersamaan. Terimakasih untuk kalian semua, diawal tahun ini kalian telah memberi warna dalam hidupku. Semoga sampai kalian tua nanti, kalian tidak akan melupakan kenangan indah ini. Jangan pernah kalian melepaskan persahabatan ini. Karena sulit sekali mendapatkan sahabat laki-laki sebaik kalian. Bahkan aku tidak punya sahabat seperti itu di sekolahku. Oleh karena itu aku sangat sayang kepada kalian semua. Aku sangat berterimakasih kepada Andy, karena berkat dia aku bisa mempunyai teman yang baik, yang jarang aku dapatkan. Aku juga menjadi lebih dewasa dalam menghadapi permasalahan ku. 
Persahabatan telah banyak mengajarkan aku beberapa hal, diantaranya arti kehidupan, kekeluargaan dan  kebersamaan. Aku sangat bangga memiliki teman seperti kalian, bahkan rasa takut kehilangan selalu menghantui pikiran ku. Aku berharap persahabatan yang telah terjalin cukup lama ini akan terus berjalan sampai kita memiliki kehidupan sendiri kelak. Tidak terhenti sampai lulus sekolah. Aku selalu berharap dan memohon pada yang Kuasa, agar persahabatan aku bersama teman-teman tidak berjalan sia-sia, artinya sampai kapanpun persahabatan ini akan terus ada. Dan aku berharap teman-temanku diberikan yang terbaik dalam hidupnya. Aku menyadari bahwa setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Namun, perpisahan dalam
persahabatan bukanlah melupakan melainkan berpisah tuk sementara. Jarak jauh, paras tak bertemu, tangan tak berjabat tapi hati tetap menyatu. I LOVE YOU FRIEND’S. Hanya kata-kata itu yang dapat ku ucapkan untuk kalian. Perlu kalian tau betapa berharganya kalian untuk hidupku. Tanpa kalian mungkin aku belum bisa menjadi dewasa seperti sekarang ini. Akan aku tuliskan satu puisi untuk sahabat-sahabatku sebagai bukti cintaku pada kalian.




SAHABAT
Sahabat,
kau bagaikan jantung yang menggetarkan nadiku,
menghidupkan jiwaku dan membuatku mampu bertahan hidup..
kau terangi langkahku,
kau dampingi aku dengan kasih sayangmu,
kau temani setiap langkahku..
Bila aku bersedih kau hibur aku dengan canda tawamu,
Bila aku kesepian kau temani aku dengan cintamu,
Bila aku sakit kau obati aku dengan pengorbananmu..
Namun,
Bila aku mati, kau kubur aku dalam hatimu,
Bagaimana caraku untuk membalas semua kebaikanmu?
Aku akan setia untuk menjagamu wahai ‘SAHABAT’.




Demikianlah puisi itu ku buat untuk kalian. Semoga kalian menyukainya.
Dan persahabatan kita akan abadi selamanya...
“thank’s my boy and i love my friend’s”....

Sabtu, 10 September 2011

Kisah Isteri Sholeha


aku mencintaimu suamiku
 Cerita ini adalah kisah nyata… dimana perjalanan hidup ini ditulis oleh seorang istri dalam sebuah laptopnya.
Bacalah, semoga kisah nyata ini menjadi pelajaran bagi kita semua.(semoga menjadi pengingat bagiku, ketika ku sudah melangkah ke dalam kehidupan baru)*** Cinta itu butuh kesabaran…
 Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita??? Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita.. Aku menjadi perempuan yg paling bahagia….. Pernikahan kami sederhana namun meriah….. Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu. Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula. Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya. Kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu.. Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci…. Aku sangat bahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku… sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku. Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah dengannya.
 *** Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil (bayi) di tengah keharmonisan rumah tangga kami.  Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk mendapatkan penerus generasi baginya.Alhamdulillah saat itu suamiku mendukungku… Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan-NYA. Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu & adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi hal itu dari suamiku…  Didepan suami ku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi dibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka…  Pernah suatu ketika satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda itu.  Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninya siang & malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukan aktivitas sosial ku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan. Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat di dalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman suamiku, dan disaat itu juga.. aku melihat ada seorang wanita yang sangat akrab mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur suamiku. Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di hadapannya. Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan, "Assalammu’alaikum” dan mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup.
 Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata "Assalammu’alaikum”, ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih namun penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya. Lalu.. Ibu nya berbicara denganku …"Fis, kenalkan ini Desi teman Fikri”. Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalam ruangan tersebut,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan. Aku sibuk membersihkan & mengobati luka-luka di kepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya.Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata, ”lebih baik kau pulang saja, ada kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. ”Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat dan karena psikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak berpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya Salah ataupun Tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku***Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain.Pagi itu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru saja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu. Aku bertanya, ”Ada apa kamu memanggilku?” Ia berkata, ”Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang” Aku menjawab, ”Ia sayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di travel bag dan kamu sudah memeegang tiket bukan?” "Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan mama ku”, jawabnya tegas. "Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana?", tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahukan rencana kepulanggannya itu, padahal aku telah bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya. ”Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti”, jawabnya tegas. ”Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan?”, lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya. Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku. aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama Suamiku, tapi karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena Suamiku sangat sayang padaku. Kemudian aku memutuskan agar ia saja yg pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami. Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan diperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini. Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluan yang akan dibawanya ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya. aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama-sama kemana pun ia pergi. Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karena biasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku.Hati ini sedih akan di tinggal pergi olehnya.  Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelponku. Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku tak terlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang. Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuh sakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3. Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi.. Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akan punya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan kemudian aku hanya bisa memeluk adikku. Aku kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya, "kapankah ia segera pulang?” aku tak tahu. Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jika menelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku..Lebih baik aku tutupi dulu tentang hal ini dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang.Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita padanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung…Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-foto kami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk. Kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms. Ia menulis, "aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku akan kabarin lagi”.Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah. Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini. Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam. Sebelum masuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami. Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya..Masya Allah.. ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan langsung naik keruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya kabarku.. Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta. Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengelus wajahnya dan aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at.*** Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya dari balkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi ia tak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi. Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia bersikap tidak biasa terhadapku? Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuaku dan kebetulan Dian yang mengangkat telponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab, "Loe pikir aja sendiri!!!”. Telpon pun langsung terputus. Ada apa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan aku.Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu diintrogasinya. Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulang terlambat dan ia bertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah..Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang. Aku hanya berdo’a semoga suamiku sadar akan prilakunya.Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja berkenalan. Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiakan segala yang ia perlukan. Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia tak pernah bertanya perihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.Bersyukurlah.. aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku. Sungguh.. suami yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadi orang asing bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamiku memanggilku. "Ya, ada apa Yah!” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya "Ayah”"Lusa kita siap-siap ke Sabang ya.” Jawabnya tegas. "Ada apa? Mengapa?”, sahutku penuh dengan keheranan.Astaghfirullah.. suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar, dia membentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami. Dia mengatakan ”Kau ikut saja jangan banyak tanya!!” Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi. Lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin.. sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi aku tak bisa. Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikap ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku..**Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini.. Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya. Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahir, tiba-tiba Tante Lia, tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengah rumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda.Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya padanya. Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membuka pembicaraan. "Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha”. Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam.”Ada apa ya Nek?” sahutku dengan penuh tanya.. Nenek pun menjawab, "Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini kau selalu keguguran!!". Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan suamiku?"Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kau menikah dengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau.” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya. "Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya”, neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu.Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannya dengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, "kau maunya gimana? kau dimadu atau diceraikan?MasyaAllah.. kuatkan hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku.. Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulaukayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini."Fish, jawab!.” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab.Aku langsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah.‘’Untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami..”Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itu juga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka. Aku lalu bertanya kepada suamiku, "Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatku dirumah kita nanti, yah?”Suamiku menjawab, ”Dia Desi!”Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, ”Kapan pernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.” Ayah mertuaku menjawab, "Pernikahannya 2 minggu lagi.””Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok”, setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar. Tak tahan lagi.. air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit. Diiringi akutnya penyakitku.. Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini? Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambil bertanya-tanya, "sudah tidak cantikkah aku ini?" Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya. Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu. Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, "terima kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?.” Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo. Dalam hatiku bertanya, "mengapa ia sangat cuek?” dan ia sudah tak memanjakanku lagi. Lalu dia berkata, "sudah malam, kita istirahat yuk!" "Aku sholat isya dulu baru aku tidur”, jawabku tenang. Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku. Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayang dan cintanya itu..Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku. Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Aku save di mydocument yang bertitle "Aku Mencintaimu Suamiku.” Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar. Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku. "Apakah kamu sudah siap?” Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata : "Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalam rumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun-ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah itu..”, perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak. Tiba-tiba suamiku menjawab "Lalu apa Bunda?” Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar…"Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?”, pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.Dia mengangguk dan berkata, ”Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda?”, sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja.Dia tersenyum sambil berkata, ”Kita lihat saja nanti ya!”. Dia memelukku dan berkata, "bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama”..Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, "Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah? Aku kangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku kangen dengan manjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwa aku tidak pernah berzinah! Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berzina Ayah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata, ”Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah”.Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis. Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia bertanya, ”bunda baik-baik saja kan?” tanyanya dengan penuh khawatir. Aku pun menjawab, "bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang". Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.Setelah tiba dimasjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku. Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan, "Ayah jangan!!”, tapi aku ingat akan kondisiku. Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabul tersebut. Begitu ijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku.. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya… aku kuat.Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu.. hatiku menangis.Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini? Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi. Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam sana.Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, lalu aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya Allah.. suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget. "Kamu datang ke sini, aku pun tahu”, ia berkata seperti itu. Aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail ia berkata, "maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku” Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini.. Suamiku berbisik, "Bunda kok kurus?”Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan. Aku pun berkata, "Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?””Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah sering terluka oleh sikapku yang egois.” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu. Lalu suamiku berkata, ”Bun, Ayah minta maaf telah menelantarkan bunda.. Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti mengejar harta ayah dan satu lagi.. ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalau bunda gak mau berbuat "seperti itu” dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip ("seperti itu”). Ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda..” Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini.Aku hanya menjawab, "Aku sudah ceritakan itu kan Yah.. Aku tidak pernah berzinah dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah.. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu.." Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga.Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci. Keesokan harinya…Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku.Aku pun dilarikan ke rumah sakit..Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku..Aku merasakan tanganku basah..Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran.Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, ”Bunda, Ayah minta maaf…”Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku? Aku berkata dengan suara yang lirih, ”Yah, bunda ingin pulang.. bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah..” "Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah… !!! Bunda sayang banget sama Ayah.” Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata.Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil. Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku..Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku.Untuk Ibu mertuaku : "Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu. Ketahuilah Ma.. dari dulu aku selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami.mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ma?  Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma?Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku.. Dengan Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya..”Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku.mengapa keluargamu sangat membenciku?Aku dihina oleh mereka ayah..Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu? Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah..Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah ? Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah.. 
Aku diusir dari rumah sakit.
 Aku tak boleh merawat suamiku.
 Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku. 
Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku. 
Aku sangat marah.. 
Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan ibunya.. 
Aku tak mau sakit hati lagi.. 
Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku..
Engkau Maha Adil.
Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah..
Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku.. 
Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu.. 
Aku kuat ayah dalam kesakitan ini.. 
Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku..
Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah..
Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu. Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui, tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku. Aku harus sadar diri.
Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu..
Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku?
Ayah.. aku masih tak rela..Tapi aku harus ikhlas menerimanya.
Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya. Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku. Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir. Sebelum ajal ini menjemputku. 
''Ayah.. aku kangen Ayah..''
’’Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda..
Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini.
Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.’’
Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur..
Bunda akan selalu hidup dihati ayah..
Bunda.. Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah.. 
Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.
Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, hidup dalam kesendirianmu..
Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin Ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus..
Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..
Bunda.. kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui..
Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku.. 
Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat di tidurmu yang panjang..’’Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka.Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja..Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana? Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? Tetap setia dialam sana? Tunggulah Ayah disana Bunda.. Bisakan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon..’’Ayah Sayang Bunda…."


_THE POWER OF LOVE_


Ketika sayap ku mulai rapuh dan hampir patah akan rasa sakit hatiku terhadap nya, aku bungkam dan ingin menutup hatiku .
Namun entah mengapa semua berubah saat aku memiliki sorang teman lelaki yang sangat baik kepada ku. Tapi yang aku sayangkan saat ia baik dan perhatian kepadaku , akupun acuh dan bersikap jutek kepadanya. Aku mulai merasa kehilangan saat kelulusan memisahkan kita . 1 tahun tak mendengar kabar darinya, terasa sepi..... sekali, biasanya ada saja SmS terbang ke hP ku dari nya.
Suatu hari ketika aku mulai melupakannya Hp-ku di kagetkan dengan pesan singkat yang ketikannya sangat aku kenal !!!
Dan aku tahu ternyata dia adalah “ANDY” , teman lelakiku yang selalu mencoba mencuri-curi pandang terhadapku,menarik perhatianku bahkan selalu ingin mendekatiku.
Beberapa hari aku dan andy berkomunikasi dengan telepon genggam,hanya dalam hitungan hari dia mengungkapkan perasaannya kepadaku. Aku merasa senang , sayap-sayapku yang rapuh kini membangkit dan siap terbang lagi
Oohh tuhan.........,,apakah ini cinta?????
Tanpa pikir panjang aku langsung memberi jawaban “Ya”. Dan mulai saat itu kami menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.
Mulanya aku tak percaya namun aku yakin tiada 1 pun di dunia ini yang tidak mungkin, buktinya aku dan andy yang telah lama tidak bertemu bisa di pertemukan kembali.
Satu minggu setelah kita jadian , aku bertemu dengan andy.
Tak ada yang berubah darinya, ia tetap manis seperti yang dulu.
Bukan ketampanan yang aku cari karena aku tahu bukan paras seseorang yang bisa membuat hatiku nyaman melainkan kelembutan hatinya yang bisa menyapa hatiku.
Tapi aku sadar “tak ada gading yang tak retak” setiap orang pasti memiliki kesalahan ataupun kekurangan, contohnya andy dia selalu bermasalah dengan waktu dan selalu melenceng jika berjanji. Kesalahan demi kesalahan dia lakukan terhadapku namun anehnya aku memaafkanya kembali dan menunggu dia sampai berubah.
Aku bingung dengan perasaan ku yang saat itu seperti di hipnotis oleh-nya . tiap aku mencoba untuk marah, dia selalu berhasil mengetuk pintu hatiku yang mulai menutup.
Tuhan,,,.......akankah sebodoh ini diriku????
sehingga aku tak berani untuk marah kepadanya????
Ssssssttttttt.........bukan !! ini bukan kebodohan tapi ini adalah “KEKUATAN CINTA”

Semua Tentang Teman


Semua Tentang Teman
Karya : Fitri Ardianti

Persahabatan adalah suatu kebersamaan,kekerabatan dan kasih sayang yang terjalin dalam suatu pertemanan. Dimana kita saling memahami sifat satu sama lain dan menjaga perasaan satu sama lain. dengan persahabatan kita bisa belajar menyayangi dan mencintai orang lain. persahabatan itu indah, persahabatan itu satu untuk selamanya. Tak ada kata “bekas/mantan” dalam persahabatan. Persahabatan banyak memberi kita pelajaran yang berharga, namun seperti halnya kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, persahabatan juga tidak selalu sempurna, disana ada konflik,hal yang mengharukan dan menyenangkan. Begitulah sedikit ulasanku tentang persahabatan. Sekarang akan aku ceritakan pada kalian tentang  persahabatanku yang penuh kisah kasih.

Namaku fitri, temanku biasa memanggilku anty. Aku seorang siswa di SMA. Sejahtera 1 Depok. Aku memiliki banyak teman, katakanlah aku orang yang mudah beradaptasi dengan orang lain sehingga aku memiliki banyak teman. Aku senang dan aku merasa bahagia karena ternyata teman-temanku sangat menyayangiku, akupun begitu. Aku tidak hanya memiliki teman, tapi aku memiliki dua orang sahabat kecilku, sebut saja namanya Awanty dan Elin. Mereka berdua adalah sahabat kecilku, sampai sekarangpun kami masih sangat dekat, seperti yang ku bilang, dalam persahabatan tidak selalu sempurna. Seiring berjalannya waktu Elin menjauh meninggalkan aku dan Awanty, hal itu dilakukannya karena ada beberapa faktor. Aku dan Awanty sedikit kecewa kepadanya, kenapa ia melakukan itu. Persahabatanku mulai renggang, namun aku dan Awanty selalu berusaha untuk tetap dekat dengan Elin, walaupun kenyataannya berbeda. Namun walaupun aku dan Awanty jarang bertemu Elin, sesekali kami berkunjung ke rumahnya untuk bermain. Kami juga masih berkomunikasi lewat sms, bahkan masih sempat untuk jalan bareng triple date.

Waktu berjalan seakan tak pernah letih, hari-hariku hanya kujalani bersama Awanty, aku sayang kepadanya bahkan aku telah menganggap dirinya dan Elin sebagai saudara perempuanku. Kami selalu menghabiskan waktu bersama, walaupun aku sudah mempunyai seorang pacar bernama Andy, aku tidak melupakan apalagi meninggalkan dia. Aku selalu berusaha untuk ada disampingnya saat dia
membutuhkan aku. Walaupun terkadang aku sibuk dengan Andy, tapi Awanty sangat memahamiku. Sejauh perjalanan persahabatanku dengan Awanty, aku dan dia baik-baik saja mungkin karena dia belum memiliki pacar. Sedikit tanya dalam benakku, Jika ia memiliki pacar, akankah dia akan tetap setia kawan terhadapku ?? pikiran buruk mulai melintas dalam benakku. Ternyata benar, sikap Awanty juga mulai berubah terhadapku, ia lebih sering dengan pacarnya. Aku tahu dan aku juga sangat mengerti bagaimana rasanya jika kita sedang senang-senangnya bersama pacar. Dari situ persahabatanku mulai goyah lagi, aku takut kejadian seperti Elin akan terulang kembali. Aku tidak mau kehilangan sahabatku lagi. Namun aku sadar bahwa tidak selamanya kita hidup bergantung dengan orang lain. karena semakin dewasa, kita harus bisa hidup mandiri. Tidak harus memikirkan orang lain lagi. Dan yang terpenting harus proffesional dalam menghadapi ataupun menyelesaikan masalah. Akhirnya hal tersebut dapat aku praktikkan dengan Awanty. Kami sesekali berbincang dan saling meminta opini tentang sikap dan sifat satu sama lain. hal ini aku lakukan agar aku dan dia dapat saling berintrospeksi diri. Begitulah caraku dengannya menjaga persahabatan yang terjalin cukup lama ini.
Terkadang terpikir dalam benakku, betapa aku takut kehilangan dia. Aku menyangka tak ada orang lain yang lebih mengertiku selain dia, namun semua pikiranku terbukti salah. Karena teman-temanku  di sekolah juga sangat baik kepadaku. Semua hal-hal menarik dalam persahabatan ini aku rasakan saat aku kelas XI, disana aku memiliki teman, sebut saja namanya Elan, Emi, Wyna, Dhea dan Icha. Mereka adalah teman-teman yang asik, konyol dan selalu bikin aku tersenyum. Dengan karakter mereka yang bebeda, aku bisa belajar memahami dan mengerti sifat mereka masing-masing.
Elan adalah teman sebangku ku dikelas XI, karakternya tidak jauh beda denganku, pendiam dan pemalu, Emi juga memiliki sifat yang pendiam dan pemalu. Namun orangnya baik, aku dan emi pernah pergi ke salon bareng. Disana kita luluran untuk memanjakan diri. Setelah itu kami pergi untuk shopping kecil dari mulai ITC Depok sampai ke DEPOK TOWN SQUARE. Semuanya nampak terasa menyenangkan.
Wyna type orang yang cuek, berani dan cukup narsis. Aku, Elan dan Emi yang semula pemalu sedikit berubah menjadi agak narsis dan berani bergaya didepan kamera. Di handphone-ku penuh dengan gaya narsis kami yang centil-centil.
Icha type orang yang cuek, bahkan dia suka menghilang disaat aku dan yang lain kumpul, sedangkan Dhea type orang yang seleboran, cuek, berani dan lucu. Betapa uniknya bukan teman-temanku itu? Oh ya, aku dan mereka bersepakat untuk memberi nama persahabatan kami dengan nama “VENOM”.


Setelah beberapa lama aku menyadari bahwa betapa bahagianya memiliki banyak teman, karena teman adalah tempat kita berbagi dalam duka maupun suka, aku juga senang karena pacarku juga type orang yang menyenangkan. Dia baik dan dia juga pandai beradaptasi dengan teman-temanku, baik yang di rumah ataupun di sekolah. Walaupun sering aku dibuatnya jengkel dengan sikap ngaretnya. Namun aku tetap bangga dan sayang kepadanya. Karena ia selalu mengerti aku dan teman-temanku. Ia tidak pernah membatasi waktu ku bersama “Venom”. Sehingga aku tidak canggung lagi memperkenalkannya kepada “Venom” bahkan  mengajaknya jalan bersama “venom”, padahal semua temanku itu perempuan hehe..
Waktu itu aku, andy dan “venom” sempat berekreasi ke KOTA TUA, disana aku gembira, kami makan bakso bareng, naik sepeda onthel dan mengelilingi beberapa daerah disana menggunakan onthel. Karena andy ikut kami menjadi ganjil, sehingga salah satu dari temanku harus diboncengi dengan bapak pemandu onthel. Namun hal itu tidak merubah suasana. Aku, andy dan “venom” sangat menikmati rekreasi tersebut. Aku bahagia karena posisi Andy sebagai pacarku tidak sekedar itu. Ia bisa menjadi sahabatku, tempat aku menuangkan isi hati ku jika aku sedang ada masalah dengan teman-temanku. Bahkan Andy sangat menyayangi kedua Little Sisterku yang bernama Elcia dan Tasya. Kedua little sisterku ini sering bermain bersama Andy saat ia datang ke rumah. Bahkan saat aku satnite aku mengajak little sisterku yang masih berumur 8 tahun yaitu Tasya. Seperti yang ku bilang, Andy mudah beradaptasi dengan siapapun. Bahkan ia tidak risih saat jalan bersamaku dengan membawa si buntut kecil Tasya. Bahkan mereka terlihat akrab sekali. Begitu juga dengan Elcia. Ia cukup dekat denganku dan Andy. Kebetulan adiknya Andy yang bernama Venska satu sekolah dengan Elcia yang sekarang duduk dibangku Sekolah Dasar. Betapa sempitnya bukan dunia fanna ini??
Kedua little sisterku cukup mendukung hubunganku dengan Andy. Karena sikap Andy yang Penyayang dan baik hati, membuat mereka nyaman saat berada didekatnya.

Saat aku naik ke kelas XII, aku kembali menyesuaikan diri dengan teman kelasku yang baru. Disitu aku bertemu kembali dengan Erika. Dia adalah teman sebangku ku di kelas X. Akhirnya kamipun duduk sebangku lagi di kelas XII ini. Aku lalu mulai beradaptasi dengan teman yang duduk tepat dibelakangku dan erika. Namanya Ayu dan Dian. Mereka sangat baik dan asik, apalagi Ayu, dia orang yang polos sehingga dengan kepolosannya yang keterlaluan suka membuat aku, Erika dan Dian jengkel. Namun aku salut terhadapnya, Ayu itu type orang yang ingin tampil beda dari yang lain. ia berani mencoba hal-hal baru, ia tidak malu bahkan tidak peduli apapun yang dikatakan orang lain tentang dirinya. Dia cukup percaya diri. sedangkan Dian dan Erika mempunyai sikap solidaritas yang cukup tinggi, mereka sangat baik dan perhatian terhadapku. Kami ber-4 cukup dekat.
Aku cukup senang berada di kelas XII IPA 1 ini, disini aku menemukan teman-teman yang sangat kompak dalam segala hal. Bahkan saat ini kelasku sering mendapat pujian dari guru-guru, karena kekompakan kami. Seperti saat diadakan lomba menghias kelas, kelasku menjadi juara pertama diantara kelas XII yang lain. saat teman ada yang ulang tahun, kami mengumpulkan dana untuk membuat sedikit kejutan dengan membelikan kue ulang tahun, dan saat hari guru kami mengumpulkan dana kembali untuk membeli kue yang akan diberikan kepada beberapa guru yang menjadi faforit kami. Diantaranya sebagai tanda hormat, kami akan memberi kue kepada wali kelas kami yaitu ibu Pangestuti, dan guru mata pelajaran matematika yaitu Bapak Saut Manurung. Walaupun terkenal galak  tapi dia sangat baik, bahkan kalau kita sudah mengenalnya ia sangat lucu dan menghibur. Saat itu ternyata ibu Pangestuti tidak dapat hadir ke sekolah karena ada hal yang harus diselesaikan. Dengan kekompakan kami, akhirnya kami sekelas mengirim pesan singkat atau SMS kepadanya dengan kata-kata “happy teacher day mom, we will always love you”. Dengan berhitung bersama kami mulai bersiap mengirim pesan itu.
Akhirnya kue yang tadinya ingin diberikan kepada ibu Pangestuti  tersebut kami berikan kepada Ibu Ira Anita sebagai tanda hormat kami. Begitulah kekompakkan teman-temanku dikelas XII ini.
Dikelas XII ini aku mengikuti bimbingan belajar di Salemba Group, tak asing teman-temanku yang masuk bersamaku adalah “Venom”. Tapi saat ini “Venom” bertambah, ada Debby, Maryana, Dwi, Waode dan Widya. Mereka juga seru dan ramai. Sehingga saat ini kita semakin kompak saja ditempat les. Mulai dari berangkat bareng dan kalau gak les juga bareng-bareng. Cukup nakal hhee..

Hari demi hari kami lewati dengan penuh canda tawa tanpa rasa lelah.
Hingga waktu tiba saat Andy ingin mengenalkan aku dengan teman-temannya. Aku sungguh gugup dan bingung saat dia mengajakku, seperti biasa aku berfikir teman-temannya Andy itu jutek, ga asik, pokoknya tidak senyaman teman-temanku. Lagi-lagi pikiran itu terbukti salah, bahkan aku merasa lebih nyaman saat Andy mengenalkan aku dengan teman-temannya. Ada Aly, Bani, Hendy, Haris, Papank, Dede, Rima, Sischa, Adi atau sering dipanggil Bojes, Rifki, Rahmat, Ghofur, Anggie dll yang ga bisa aku sebutkan satu persatu, sekarang temanku bertambah lagi. “Serasa peri kecil yang sedang tersenyum senang, mengepak sayap sambil menari lincah diudara” , aku sangat bahagia memiliki banyak teman. Aku cukup dekat dengan teman-temannya Andy, kami suka jalan bareng, kumpul pokoknya hal yang seru deh..
Walaupun kebanyakan temannya Andy itu laki-laki tapi tidak membuatku mati gaya hehe, artinya aku bisa menyesuaikan diri dengan mereka. Lagipula walaupun mereka laki-laki, tingkat solidaritasnya tinggi. Perhatian, peduli satu sama lain sama halnya dengan persahabatan perempuan yang penuh kasih sayang. Sekilas opini ku mengenai karakter mereka.
Aly type orang yang baik, dan dia peduli banget sama perempuan, Aly juga pernah membantu ku untuk memberi suprise kepada Andy di sekolahnya. kalau Bani dan Hendy mereka ngerti banget perasaan perempuan kayaknya hehe, secara mereka sudah punya pacar. Apalagi Hendy, dia suka nasehatin aku gitu kalau lagi marahan sama Andy. Haris type orangnya juga baik, dia suka ngasih info ke aku tentang kelakuan Andy di sekolah. Papank, orangnya cuek, supel, tapi dy juga peduli banget loh sama teman-temannya, baik perempuan ataupun yang laki-laki. Setau aku, Papank itu teman dekatnya Andy, bahkan Andy suka curhat tentang aku kepadanya. Dede type orangya juga baik dan asik. Dulu aku sempet deket sama dia, kita suka nonton bareng, makan dan terakhir jalan bareng dia ke Puncak. Sekarang aku sudah agak jauh dengannya, mungkin memang karena dia sudah sibuk.
Kalau Rima, aku tidak terlalu mengenalnya, tapi dia juga baik dan perhatian. Karena waktu aku dan teman-temannya Andy piknik ke Kebun Binatang, kaki ku sempat lecet, disitulah Rima menegur ku dan menawarkan aku untuk memakai sandalnya.
Rima ini pacarnya si Bani. Rifki type orang yang usil, dia sering banget meledek aku sampai terkadang aku kesal sendiri. Tapi dia juga lucu, dia suka menghibur aku dengan cara bahasa dan gaya bahasanya yang berlogat betawi. Dia juga peduli sama teman-temannya, walaupun terkadang suka mengesalkan hehe.
Kalau rahmat aku juga tidak terlalu mengenalnya tapi sedikit info dari sang pacar, katanya dia itu jahil, tapi tetep asik. Anggie dan Gofur juga baik. Katanya sih Ghofur itu tukang tidur di kelas(begadang mulu kali yee..hehe) sedangkan Anggie, orangya lumayan seru dan lucu, tidak jauh berbada dengan Rifki. Pokoknya kalau sudah ada mereka suasana jadi seru dan ramai. Aku sering bertemu dengan mereka saat Andy mengajakku untuk menemaninya bermain futsal. Disana Rifki Cs sangat baik kepadaku, walaupun terkadang laki-laki itu juga bisa badmood. Namun berbeda dengan perempuan yang lagi sensitif, jutek dan ga mau menegur saat badmood. Laki-laki dengan sikapnya yang dewasa dan sangat menghargai perempuan, sekalipun ia sedang badmood, ia tidak akan menyinggung perempuan tersebut. Begitulah sikap teman-temannya Andy. Maka aku hanya diam dan tak berani berucap apa-apa saat salah satu temannya lagi badmood. Bukan hanya Rifki Cs, tetapi terhadap semua temanku. Aku lebih baik diam daripada salah berbicara.
Aku senang karena berkat andy aku dapat mengenal teman baru dengan karkter berbeda. Aku nyaman bersama mereka, mungkin karena aku anak pertama yang menginginkan kakak laki-laki, jadi aku menganggap teman-teman andy sebagai saudara laki-laki yang peduli dan mau membantu aku jika aku kesulitan. Nah kalau Sischa dan Bojes, mereka itu sepasang kekasih. Mereka baik banget sama aku, kita juga sering double date. Makan, jalan-jalan sampai jogging bareng di Taman Kota BSD. Hm, seru banget. Aku dan Sischa juga lumayan dekat, bahkan kita suka curhat dan bertukar pendapat. Saling memberi masukkan yang berguna gitu deh, terutama masalah pacar. Cocok banget rasanya kalau ngebahas itu bareng dia. Secara Andy dan Bojes itu 11,12. artinya tidak jauh berbeda, tetapi dalam kepribadian jelas mereka
berbeda. Apalagi pacarku dengan julukannya yang terkenal Mr. Ngaret. Jauh berbeda dengan Bojes yang cukup rajin. Tapi jangan salah, biar ngaret begitu pacarku menjadi ketua kelas di kelasnya. Gak nyangka kan ?? hheee...
Aku merasa nyaman dalam berbagi dengan Sischa,semoga saja dia juga merasakan apa yang aku rasakan dan aku berharap kenyamanan itu akan selalu ada, walaupun aku dan Sischa jarang sekali bertemu dan berbincang. Sesekali aku mengajak Bojes dan Sischa untuk jalan bareng, hal itu aku lakukan supaya persahabatan aku, Andy Sischa dan Bojes tetap berjalan lancar. Bukan hanya dengan Sischa dan Bojes, tetapi dengan teman andy yang lain aku tetap berusaha dekat dengan mereka.

Satu pengalaman lagi yang paling berkesan dalam hidupku barsama teman-temannya Andy. Tepatnya di tahun baru 2011 aku mengadakan acara bakar-bakar bersama mereka, diawal acara memang ada sedikit hal yang tidak mengenakkan, karena aku dan Andy sempat ada problem. Namun atas nasehat-nasehat dari Rifki dkk aku dan Andy berbaikkan lalu kembali ceria. Acara kami mulai walaupun sedikit hampa karena Sischa dan Aly tidak dapat hadir. Apalagi pada saat itu perempuannya hanya aku dan Rima. Sedikit masalah lagi saat memulai membuat bara api. Saat Bani meneteskan sedikit bensin ke arang, Papank langsung melempar korek api. Api pun menyala dan menyambar semua benda yang berada didekatnya. Celakanya api mengenai Andy sehingga bulu kakinya sedikit habis termakan api hehe. Semua cukup  panik, dan sedikit tergelitik saat melihat wajah Andy yang panik karena bulu kakinya terbakar (kasihan hehe..). untungnya api tersebut dapat diatasi. aku segera mengobati luka Andy dengan mengoleskan obat untuk luka bakar di kakinya. Setelah itu kami makan dan selesai, tepatnya pukul 00.00 wib, kami mulai melihat kembang api yang meriah diluncuran, serta mendengar tiupan-tiupan terompet yang nyaring. Aku dan Rima tersenyum kecil melihat tingkah laku Rifki, Bojes, Bani, Andy, Anggi, Papank,
Hendy, Haris, Ghofur dan Rahmat yang cukup aneh. Mereka bersorak ria di jalanan depan rumahku. Tidak lama dari itu, kami berencana untuk berjalan-jalan.

Sebelum pergi kami berkumpul membuat lingkaran dan meletakkan tangan kanan kami semua di tengah lingkaran tersebut. Mengucap doa permohonan yang dipimpin oleh Bojes kami pun sejenak menundukkan kepala, dan berteriak YESS!!! Serentak. Lalu kami bersiap untuk jalan. Sebenarya belum jelas kami mau kemana, namun di tengah perjalanan Rima mengusulkan untuk ke Gunung Bunder. Semuanya setuju. Dengan uang pas-pasan dan modal nekat kami pun berjalan ke Gunung Bunder. Perjalanan jauh di tengah malam yang sangat berkesan, baru kali ini aku rasakan. Di perjalanan kami sangat mengkhawatirkan Bojes, karena takut motornya tidak kuat menerjang jalanan yang berkelok ke atas. Kami naik motor berpasang-pasangan. Aku dengan Andy, Rima dengan Bani, Papank dengan Rahmat, Bojes dengan Rifki, Hendy dengan Haris terakhir Ghofur dengan Anggi. Pukul 03.00 wib kami tiba di Gunung Bunder, bojes pun langsung melihat kondisi motornya yang saat itu sangat panas. Hembusan angin saat itu sangat menusuk kulit. Namun dapat membantu Bojes mendinginkan mesin motornya supaya lebih releks hehe.. Dingin serta keadaan yang masih gelap. Kami sempat beristirahat di sebuah warung dan membeli kopi. Sempat besenda gurau sejenak sambil beristirahat. kemudian Kami bingung mau istirahat dimana lagi setelah bapak tua yang pelit diwarung itu mengusir kami. Bayangkan, bapak tua itu mengusir kami karena kami hanya membeli 4 gelas kopi dan 1 gelas energen. Sungguh pelit kan ???.  Akhirnya kami menelusuri wilayah Gunung Bunder sampai kami menemukan suatu tempat, dimana tempat tersebut ada musolahnya, tepatnya lokasi curug Kawah Ratu. Dengan alas jas hujan kami bekumpul dibawah pohon besar sambil kedinginan. Sampai akhirnya Rifki menyuruh aku, Andy dan Rima untuk beristirahat di musolah itu. aku, Andy dan Rima segera menuruti perintah Rifki, untuk istirahat menyusul Hendy dan Bojes yang sudah tidur duluan ke musolah. Dengan alas sajadah kami berdua tidur di pojok kiri musolah, sedangkan Andy, Hendy dan Bojes tidur di pojok kanan musolah. Tidak lama kemudian Rahmat dan Ghofur menyusul ke musolah. Aku dan Rima tidak bisa tidur nyenyak karena dingin yang menusuk kulit. Sampai akhirnya aku dan Rima terbangun pukul 06.00 wib. Kami langsung kembali ke tempat Rifki dkk berkumpul. Disana aku melihat Anggi dan Papank yang masih tertidur nyenyak. Sedangkan Rifki, Haris dan Bani sedang bermain kartu. Aku dan Rima sangat kedinginan, sampai-sampai tanganku mati rasa. Karena uang kami yang pas-pasan, kami tidak dapat membeli sarapan pagi untuk mengganjal perut (padahal lapeerrr). Namun hal itu tidak membuat kami kesal, karena hati kami semua senang atas kebersamaan ini. Semua ini seperti mimpi....!!! karena baru kali ini aku pergi malam sampai tidak pulang hehe, ditambah lagi perginya bersama orang-orang yang aku sayang. Walaupun kedinginan, lelah serta lapar semua itu terkalahkan dengan rasa senang kami. Kami pun pulang pukul 07.30 wib, di jalan kami sempat turun dan berfoto-foto, serta kembali beristirahat di Telaga Kahuripan, Bogor. Sempat berbincang, tertawa dan bersenda gurau, Lagi-lagi bapak tukang parkir menghampiri kami untuk meminta uang parkir jika ingin berada di Telaga tersebut. Akhirnya kami pun kaaabbuuurrr......!! karena uang kami hanya tersisa untuk bensin, lalu melanjutkan perjalanan pulang. Sekitar pukul 11.00 wib kami sampai di rumah masing-masing.Tahun ini sangat berkesan dalam hidupku. Aku benar-benar merasa bahagia dan menyadari betapa indahnya kebersamaan. Terimakasih untuk kalian semua, diawal tahun ini kalian telah memberi warna dalam hidupku. Semoga sampai kalian tua nanti, kalian tidak akan melupakan kenangan indah ini. Jangan pernah kalian melepaskan persahabatan ini. Karena sulit sekali mendapatkan sahabat laki-laki sebaik kalian. Bahkan aku tidak punya sahabat seperti itu di sekolahku. Oleh karena itu aku sangat sayang kepada kalian semua. Aku sangat berterimakasih kepada Andy, karena berkat dia aku bisa mempunyai teman yang baik, yang jarang aku dapatkan. Aku juga menjadi lebih dewasa dalam menghadapi permasalahan ku. 
Persahabatan telah banyak mengajarkan aku beberapa hal, diantaranya arti kehidupan, kekeluargaan dan  kebersamaan. Aku sangat bangga memiliki teman seperti kalian, bahkan rasa takut kehilangan selalu menghantui pikiran ku. Aku berharap persahabatan yang telah terjalin cukup lama ini akan terus berjalan sampai kita memiliki kehidupan sendiri kelak. Tidak terhenti sampai lulus sekolah. Aku selalu berharap dan memohon pada yang Kuasa, agar persahabatan aku bersama teman-teman tidak berjalan sia-sia, artinya sampai kapanpun persahabatan ini akan terus ada. Dan aku berharap teman-temanku diberikan yang terbaik dalam hidupnya. Aku menyadari bahwa setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Namun, perpisahan dalam
persahabatan bukanlah melupakan melainkan berpisah tuk sementara. Jarak jauh, paras tak bertemu, tangan tak berjabat tapi hati tetap menyatu. I LOVE YOU FRIEND’S. Hanya kata-kata itu yang dapat ku ucapkan untuk kalian. Perlu kalian tau betapa berharganya kalian untuk hidupku. Tanpa kalian mungkin aku belum bisa menjadi dewasa seperti sekarang ini. Akan aku tuliskan satu puisi untuk sahabat-sahabatku sebagai bukti cintaku pada kalian.




SAHABAT
Sahabat,
kau bagaikan jantung yang menggetarkan nadiku,
menghidupkan jiwaku dan membuatku mampu bertahan hidup..
kau terangi langkahku,
kau dampingi aku dengan kasih sayangmu,
kau temani setiap langkahku..
Bila aku bersedih kau hibur aku dengan canda tawamu,
Bila aku kesepian kau temani aku dengan cintamu,
Bila aku sakit kau obati aku dengan pengorbananmu..
Namun,
Bila aku mati, kau kubur aku dalam hatimu,
Bagaimana caraku untuk membalas semua kebaikanmu?
Aku akan setia untuk menjagamu wahai ‘SAHABAT’.




Demikianlah puisi itu ku buat untuk kalian. Semoga kalian menyukainya.
Dan persahabatan kita akan abadi selamanya...
“thank’s my boy and i love my friend’s”....