KONSEP SEHAT DIMENSI
·
Emosi
Emosi pada
dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi
masalah yang telah tertanam melalui mekanisme evolusi. Asal kata emosi
adalah movere (bahasa latin) yang berarti “menggerakkan, bergerak”,
ditambah awalan “e-” untuk memberi arti “bergerak menjauh”,
menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.
Menurut kamus “Oxford
English Dictionary” mendefenisikan emosi sebagai “setiap kegiatan atau
pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau
meluap-luap”. Secara umum, para psikolog memfokuskan pendefenisian emosi pada
tiga komponen utama: perubahan fisiologis (perubahan pada wajah, otak
dan tubuh), proses kognitif (interpretasi suatu peristiwa), dan pengaruh
budaya (membentuk pengalaman dan ekspresi emosi). Emosi adalah
situasi stimulasi yang melibatkan perubahan pada tubuh dan wajah, aktivasi pada
otak, penilaian kognitif, perasaan subjektif, dan kecenderungan melakukan suatu
tindakan yang dibentuk seluruhnya oleh peraturan-peraturan yang terdapat di
suatu kebudayaan.
Emosi digolongkan
menjadi 2 yaitu emosi primer dan emosi sekunder.Golongan
emosi-emosi primer yang merupakan penggerak dasar tingkah laku.Tingkah laku
terwujud dari emosi primer ataupun sekunder (gabungan antara beberapa emosi
primer).
Emosi-emosi primer yang berkembang
adalah:
o
Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah
besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit (sinestesia), berang,
tersinggung, bermusuhan, dan brang kali yang paling hebat, tindak kekerasan dan
kebencian patologis.
o
Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram,
melankolis, mengasihani diri, kesepian, putus asa, ditolak, dan kalau menjadi
patologis, depresi berat.
o
Rasa takut: Cemas, takut, gugup,
khawatir, was-was, perasaan takut sekali, khawatir, waspada, sedih, tidak
tenang, ngeri, takut sekali, kecut, dan sebagai patologi adalah fobia dan
panic.
o
Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan,
puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa
terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang, senang
sekali, dan batas ujungnya mania
o
Cinta: penerimaan, persahabatan,
kepercayaan, kebaikan hati, rsa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.
o
Terkejut: terkejut, tersigap, takjub,
terpana.
o
Jengkel: hina, jijik, muak, benci, tidak
suka, mau muntah (sinestesia).
o
Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati,
sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.
·
Intelektual
Dikatakan
sehat secara intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam
kategori yang baik mampu melihat realitas. Memilki nalar yang baik dalam
memecahkan masalah atau mengambil keputusan.
Perkembangan inteletual
dan kognitif merupakan salah satu perkembangan yang ditemukan pada proses pendidikan
anak usia dini (PAUD). Perkembangan intelektual pada dasarnya
berhubungan dengan konsep-konsep yang dimiliki dan tindakan kognitif seseorang,
oleh karena itu perkembangan kognitif seringkali menjadi sinonim dengan
perkembangan intelektual.
·
Sosial
Manusia adalah
mahluk sosial, selalu berinteraksi dengan lingkungannya, manusia yang sehat
mentalnya dia akan berinteraksi dengan masyarakat di sekitarnya. individu tersebut
memandang kehidupan secara realita. Sehat secara sosial dapat dikatakan mereka
yang bisa berinteraksi dan berhubungan baik dengan sekitarnya.mampu untuk
bekerja sama
·
Fisik
Dikatakan sehat
bila secara fisiologis (fisik) terlihat normal tidak cacat, tidak mudah sakit,
tidak kekurangan apapun. Individu yang memiliki fisik yang sehat, melakukan
segala sesuatunya dalam keadaan sadar sehingga individu itu dapat memahami
situasi lingkungannya. Jika individu memiliki fisik yang tidak sehat dia akan takut
menghadapi keadaan lingkungannya. Contohnya individu yang memiliki ketakutan
terhadap serangga, alasan pertamanya adalah untuk menghindari sesuatu
yang berhubungan dengan serangga namun lama kelamaan hal ini akan membuatnya
takut terhadap sesuatu yang berhubungan dengan serangga, dan dia menjadi phobia
terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan serangga.
·
Spiritual
Sementara orang
yang sehat secara spiritual adalah mereka yang memiliki suatu kondisi
ketenangan jiwa dengan id mereka Secara rohani dianggap sehat karena pikirannya
jernih tidak melakukan atau bertindak hal-hal yang diluar batas kewajaran
sehingga bisa berpikir rasional. Spiritual yaitu bagaimana kita mengeksplorasi
ke dalam diri kita untuk jauh lebih mengenal tentang diri sejati kita dan
mereka yang sudah dapat mengenal diri sendiri akan dapat mengenali Tuhannya.
Spiritual juga membuat seseorang dapat lebih memahami arti Tuhan utuk dirinya,
mengerti hubungannya dengan Tuhannya, dan spiritual juga dapat membantu
individu tersebut menenangkan dirinya dari berbagai macam masalah kehidupan
yang ada.
TEORI PERKEMBANGAN
KEPRIBADIAN
Ø
GORDON ALLPORT (Tokoh
Psikologi Humanistik)
Allport, salah sorang diantara empat putra
seorang dokter, lahir di Indiana pada tahun 1987, tetapi dibesarkan di
Cleveland dimana ia mendapat pendidikan awal di sekolah-sekolah negeri. Ia
menyelesaikan pelajaran undergraduate-nya di Universitas Harvard pada
saat kakaknya, Floyd, menjadi mahasiswa tingkat sarjana (graduate) dalam
psikologi pada universitas yang sama. Setelah mendapat gelar sarjana muda pada
tahun 1919 dengan mayor ekonomi dan filsafat, Allport selama satu tahun
mengajar sosiologi dan bahasa Inggris pada Robert College di Istambul.
Kemudian ia kembali ke Harvard dan menyelesaikan Ph.D-nya dalam bidang psikologi
pada tahun 1922. Selama 2 tahun berikutnya (tahun 1922 – 1924) ia belajar di Berlin,
Hamburg, dan Cambridge (Inggris).
Pengalaman yang luas di luar negeri ini
berperanan dalam mengembangkan perhatiannya yang besar terhadap soal-soal
internasional dan hal ini nyata sekali dalam kegiatan-kegiatan Allport selama
30 tahun terakhir.Hal tersebut jugalah yang menyebabkan Allport selama satu
decade atau lebih menjadi salah seorang juru tafsir utama psikologi Jerman di
Amerika. Sekembalinya dari Eropa, ia menerima jabatan sebagai instruktur pada Department
of Social Ethick di Universits Harvard. Jadi, disini tampaknya terdapat
kontinuitas antara mengajarnya yang pertama di Amerika dengan perhatian Allport
yang tetap terhadap masalah-macalah yang mengandung implikasi social etis.
Sesudah dua tahun, ia menerima jabatan lector psikologi di Darmouth College,
tetapi diundang supaya kembali ke Harvard pada tahun 1930, dimana ia tinggal
sampai kematiannya pada tanggal 9 Oktober 1967, sebulan menjelang ulang tahunnya
yag ke-70. Setahun sebelum kematiannya.Ia diangkat menjadi Professor Richard
Cabot dalam bidang Etika Sosial yang pertama. Allport adalah salah seorang
diantara tokoh-tokoh utama dalam gerakan internasional yang mendorong
pembentukan Department of Social Relations di Universitas Harvard, dalam
rangka mewujudkan integrasi secara sebagian antara psikologi, sosiaologi, dan
antropologi.
·
Teori – Teori Allport
Secara umum teori Allport memberi
definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu telah membantu
manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh harapan.
Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu ”gambaran kodrat manusia adalah
positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi positif
dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan
dan kekuasan dari teori Allport.
Kepribadian manusia menurut Allport
adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang
turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
Kemudian Allport juga berpendapat bahwa
kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak
terpisah. Namun dalam hal ini tang menjadi kelebihan Allport adalah tentang
antisipasi, Dalam teori Allport antisipasi adalah penting untuk menentukan
siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita.
Dalam tori Allport juga memandang bahwa
kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat
dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat
bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.
Ø
ERIK
ERIKSON
Lahir di Frankfurt, Jerman tahun 1902.
Anak dari ibu yang beragama yahudi dan ayah yang tidak dikenalnya. Sebagai
anak, merasa tidak diterima dalam komunitas Yahudi maupun Arya. Ia Meninggalkan
rumah saat berusia 18 tahun dan hidup sebagai seniman yang berkelana,
mengembara di Eropa selama 7 tahun.
Di Wina, diperkenaIkan dengan Anna Freud,
yang kemudian menjadi psikoanalisnya , lulus dari Vienna Psychoanalytic
Institute tanpa sertifikat kedokteran atau gelar perguruan tinggi apapun, ia
bekerja di bagian penelitian di sekolah kedokteran Harvard tahun 1933. Ia
mempublikasikan buku Childhood and Society tahun 1950, menjadi pengajar
di Yale, Berkeley, dan beberapa institusi lainnya dan menjadi Professor
perkembangan manusia di Harvard tahun 1960. Meninggal di Cape Cod tahun 1994.
Tahap 1. Trust vs Mistrust
(percaya vs tidak percaya)
Terjadi pada usia 0 s/d 18 bulan :
Tingkat pertama teori perkembangan
psikososial Erikson terjadi antara kelahiran sampai usia satu tahun dan
merupakan tingkatan paling dasar dalam hidup.
Oleh karena itu bayi sangat
bergantung, perkembangan kepercayaan didasarkan pada ketergantungan dan
kualitas dari pengasuh kepada anak. Jika anak berhasil membangun
kepercayaan, dia akan merasa selamat dan aman dalam dunia. Pengasuh yang tidak
konsisten dapat mendorong perasaan tidak percaya diri pada anak yang di asuh.
Kegagalan dalam mengembangkan kepercayaan akan menghasilkan ketakutan dan
kepercayaan bahwa dunia tidak konsisten dan tidak dapat di tebak.
Tahap 2. Otonomi (Autonomy) VS
malu dan ragu-ragu (shame and doubt)
1)
Terjadi pada usia 18 bulan s/d 3 tahun, selama masa
awal kanak-kanak dan berfokus pada perkembangan besar dari pengendalian diri.
2)
Seperti Freud, Erikson percaya bahwa latihan penggunaan
toilet adalah bagian yang penting sekali dalam proses ini. Tetapi, alasan
Erikson cukup berbeda dari Freud. Erikson percaya bahwa belajar untuk
mengontrol fungsi tubuh seseorang akan membawa kepada perasaan mengendalikan
dan kemandirian.
3)
Anak yang berhasil melewati tingkat ini akan merasa aman
dan percaya diri, sementara yang tidak berhasil akan merasa tidak cukup dan
ragu-ragu terhadap diri sendiri.
Tahap
3. Inisiatif (Initiative) vs rasa bersalah (Guilt)
1)
Terjadi pada usia 3 s/d 5 tahun, Selama masa
usia prasekolah mulai menunjukkan kekuatan dan kontrolnya akan dunia melalui
permainan langsung dan interaksi sosial lainnya. Mereka lebih
tertantang karena menghadapi dunia sosial yang lebih luas, maka dituntut
perilaku aktif dan bertujuan.
2)
Anak yang berhasil dalam tahap ini merasa mampu dan
kompeten dalam memimpin orang lain dan peningkatan rasa tanggung jawab, mereka yang gagal
akan merasakan perasaan bersalah, ragu-ragu, dan kurang inisiatif. Perasaan bersalah
yang tidak menyenangkan dapat muncul apabila anak tidak diberi kepercayaan dan
dibuat merasa sangat cemas.
3)
Erikson yakin bahwa kebanyakan rasa bersalah dapat
digantikan dengan cepat oleh rasa berhasil.
Tahap 4. Industry vs
inferiority (tekun vs rasa rendah diri)
1)
Terjadi pada usia 6 s/d pubertas.
2)
Melalui interaksi sosial, anak mulai mengembangkan
perasaan bangga terhadap keberhasilan dan kemampuan mereka.
3)
Anak yang didukung dan diarahkan oleh orang tua dan guru
membangun peasaan kompeten dan percaya dengan ketrampilan yang dimilikinya.
4)
Permasalahan yang dapat timbul pada tahun sekolah
dasar adalah berkembangnya rasa rendah diri, perasaan
tidak berkompeten dan tidak produktif.
5)
Erikson yakin bahwa guru memiliki tanggung jawab khusus
bagi perkembangan ketekunan anak-anak.
Tahap 5. Identity vs
identify confusion (identitas vs kebingungan identitas)
1)
Terjadi pada masa remaja, yakni usia 10 s/d 20 tahun
2)
Selama remaja ia mengekplorasi kemandirian dan membangun
kepakaan dirinya.
3)
Anak dihadapkan dengan penemuan siapa mereka, bagaimana mereka
nantinya, dan kemana mereka menuju dalam kehidupannya (menuju tahap
kedewasaan).
4)
Anak dihadapkan memiliki banyak peran baru
dan status sebagai orang dewasa –pekerjaan dan romantisme, misalnya, orangtua harus
mengizinkan remaja menjelajahi banyak peran dan jalan yang berbeda dalam suatu
peran khusus.
5)
Jika remaja menjajaki peran-peran semacam itu dengan cara
yang sehat dan positif untuk diikuti dalam kehidupan, identitas positif akan
dicapai.
6)
Jika suatu identitas remaja ditolak oleh orangtua, tidak
menjajaki banyak peran dan jalan masa depan positif tidak dijelaskan, maka
kebingungan identitas merajalela.
Tahap 6. Intimacy vs isolation
(keintiman vs keterkucilan)
1)
Terjadi selama masa dewasa awal (20an s/d 30an tahun)
2)
Erikson percaya tahap ini penting, yaitu tahap seseorang
membangun hubungan yang dekat dan siap berkomitmen dengan orang lain. Mereka yang
berhasil di tahap ini, akan mengembangkan hubungan yang komit dan aman.
3)
Erikson percaya bahwa identitas personal yang kuat
penting untuk mengembangkan hubungan yang intim. Penelitian telah menunjukkan
bahwa mereka yang memiliki sedikit kepakaan diri cenderung memiliki kekurangan
komitemen dalam menjalin suatu hubungan dan lebih sering terisolasi secara
emosional, kesendirian dan depresi.
4)
Jika mengalami kegagalan, maka akan muncul rasa
keterasingan dan jarak dalam interaksi dengan orang.
Tahap 7. Generativity vs Stagnation
(Bangkit vs Stagnan)
1)
Terjadi selama masa pertengahan dewasa (40an s/d 50an
tahun).
2)
Selama masa ini, mereka melanjutkan membangun hidupnya
berfokus terhadap karir dan keluarga.
3)
Mereka yang berhasil dalam tahap ini, akan merasa bahwa
mereka berkontribusi terhadap dunia dengan partisipasinya di dalam rumah serta
komunitas.
4)
Mereka yang gagal melalui tahap ini, akan merasa tidak
produktif dan tidak terlibat di dunia ini.
Tahap 8. Integrity vs depair
(integritas vs putus asa)
1)
Terjadi selama masa akhir dewasa (60an tahun)
2)
Selama fase ini cenderung melakukan cerminan diri
terhadap masa lalu.
3)
Mereka yang tidak berhasil pada fase ini, akan merasa
bahwa hidupnya percuma dan mengalami banyak penyesalan.
4)
Individu akan merasa kepahitan hidup dan putus asa
5)
Mereka yang berhasil melewati tahap ini, berarti ia dapat
mencerminkan keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialami.
6)
Individu ini akan mencapai kebijaksaan, meskipun saat
menghadapi kematian.
Ø
SIGMUND FREUD
Sigmund Freud,
lahir di kota kecil Freiberg, Moravia pada tangga; 6 Mei 1856. Ayahnya adalah
seorang pedagang wool dengan pemikiran yang maju dan selera humor yang baik.
Ibunya, seorang wanita yang aktif dan merupakan istri kedua Ayahnya dengan usia
20 tahun lebih muda. Ibunya, melahirkan anak pertama pada usia 21 tahun,
Sigmund. Sigmund sendiri memiliki 2 orang saudara seayah yang lebih tua dan 6
saudara kandung. Pada saat ia berusia 4 atau 5 tahun, keluarganya pindah ke
Wina, dimana dia menghabiskan sebagian besar hidupnya.
Sebagai anak
cerdas dan selalu mendapat nilai tertinggi di kelasnya, dia melanjutkan pendidikan ke sekolah kedokteran, salah satu
pilihan bergengsi bagi anak-anak Yahudi yang pintar kala itu. Semasa kuliah,
dia terlibat dalam berbagai penelitian di bawah arahan profesor fisiologis
bernama Brucke. Brucke meyakini sebuah konsep yang kemudian sangat populer,
mungkin juga radikal, sebuah konsep yang disebut reduksionisme, “Tidak ada
kekuatan lain yang aktif di dalam organisme yang hidup selain kekuatan
fisika-kimia”. Selama bertahun-tahun, Freud juga berusaha mereduksi
kepribadiannya, walaupun akhirnya menyerah.
Freud adalah
seorang yang sangat teliti dalam melakukan riset. Dimana fokus utamanya adalah
, dia pernah mencoba menciptkan teknik khusus untuk merangsang sel otak. Brucke
juga membantunya mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikannya. Pertama,
dengan psikiatris terkenal Chacot di Paris, kemudian dengan lawan Brucke,
Bernheim di Nancy. Kedua ahli ini sedang mendalami metode hipnotis untuk
pengidap histeria.
Setelah beberapa
lama membuka praktik neurologi dan direktur sebuah taman kanak-kanak di
Berliin, dia kembali ke Wina dan menikah dengan Martha Bernays yang telah
bertunangan dengannya beberapa tahun sebelumnya. Di Wina, dia mulai membuka
praktik neuropsikiatri dengan bantuan Joseph Breuer.
Buku-buku dan
kuliah-kuliah Freud membuat dia tersisihkan dari arus utama kalangan kedokteran
kala itu. Dia hanya memiliki beberapa kolega yang bersimpati padanya, yang
kemudian menjadi inti dari perkembangan psikoanalisis. Sayangnya, Freud menolak
mereka yang tidak sepenuhnya sepakat dengan pendapatnya. Ada yang menganggap
ini harus dipisahkan dari prinsip persahabatan, namun ada pula yang
mengganggapnya saingan dalam pemikiran.
Freud pindah ke
Inggris sesaat sebelum Perang Dunia II, karena Wina sudah tak aman lagi bagi
orang Yahudi, khususnya yang terkenal seperti dirinya. Tak lama setelah itu,
dia meninggal karena kanker mulut dan rahang yang telah diidapnya selama 20
tahun.
Dasar-Dasar
Teori Psikoanalisis :
1)
Dasar
kepribadian seseorang diperoleh sejak masa kecil
2)
Kejadian
masa kecil/lalu merupakan bagian dari ketidaksadaran
3)
Gangguan
jiwa terjadi akibat pertentangan antara id (dorongan intelektual) dan superego (mengikuti
aturan norma).
4)
Unconsious
=> Sulit muncul dalam kesadaran
5)
Conscious
=>
Segala sesuatu yang kita sadari
6)
Preconscious
=> Segala sesuatu yang sedikit membutuhkan usaha untuk
dibawa ke alam bawah sadar.
dibawa ke alam bawah sadar.
Karakteristik
Ego :
1)
Paham
akan realitas
2)
Sebagai
medator antara id dan superego
3)
Berfungsi
untuk menunda pemuasan sesuai situasi (reality)
Karakteristik
Superego :
1)
Internalisasi
nilai dan moral dari lingkungan sosial
2)
Bersifat
utopia
3)
Berfungsi
merintangi impuls-impuls dari id
Karakteristik
Id :
1)
Bekerja
menurut The Pleasure Principle
(prinsip kesenangan)
2)
Memiliki
dua proses yaitu :
Tindakan reflex dan Proses
primer (penurunan ketegangan dengan cara membentuk khayalan tentang objek yang
dapat menghilangkan ketegangan tersebut).
Insting
merupakan representasi psikologis dari kebutuhan ragawi, untuk memenuhi
kebutuhan fisiologis.
Karakteristik
Insting :
ü
Sumber
: Kondisi jasmani yang merasakan adanya kekurangan
ü
Tujuan
: Menghilangkan rangsangan atau ketegangan yang dirasakan id dan ego
ü
Objek
: Segala sesuatu yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan atau meredakan ketegangan seperti benda, tindakan
atau kondisi yang dapat memberikan kenikmatan.
ü
Impetus
: Daya, tenaga atau kekuatan yang ditentukan oleh intensitas kebutuhan yang mendasarinya.
Freud
mengganti Insting kedalam 2 kategori :
1)
Life
insting (Insting Hidup)
contohnya : lapar, haus, sex. Energi dari insting hidup disebut LIBIDO
contohnya : lapar, haus, sex. Energi dari insting hidup disebut LIBIDO
2)
Death
insting (Insting Mati)
ini adalah insting yang merusak (destruktif) salah satunya adalah gerakan agresif.
ini adalah insting yang merusak (destruktif) salah satunya adalah gerakan agresif.
Jenis-Jenis
Kecemasan :
ü
Reality
anxiety (Timbul dari bahaya nyata)
ü
Neuritic
anxiety (Ketakutan akan hukuman)
ü
Moral
anxiety (Timbul jika individu akan atau sudah melanggar norma yang tertanam
dalam dirinya/berasal dari kata hati.
Ø
Mekanisme
Pertahan Ego
Untuk menghadapi kecemasan yang
berlebihan, sistem ego terpaksa mengambil tindakan ekstrim untuk menghilangkan
tekanan itu. Tindakan ini disebut mekanisme pertahanan, sebab
tujuannya adalah untuk mempertahankan ego terhadap tekanan kecemasan. Dalam
teori Freud, bentuk-bentuk mekanisme pertahanan yang penting adalah :
a.
Represi : Ini
merupakan sarana pertahanan yang bisa mengusir pikiran serta perasaan yang menyakitkan dan mengancam keluar dari
kesadaran,
b.
Memungkiri : Ini
adalah cara mengacaukan apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dilihat seseorang
dalam situasi traumatik,
c.
Pembentukan
reaksi : Adalah menukar suatu impuls atau perasaan
yang menimbulkan kecemasan dengan melawannya dalam kesadaran,
d.
Proyeksi : Ini
berarti memantulkan sesuatu yang sebenarnya terdapat dalam diri kita sendiri ke
dunia luar,
e.
Penggeseran : Merupakan
suatu cara untuk menangani kecemasan dengan menyalurkan perasaan atau impuls
dengan jalan menggeser dari objek yang mengancam ke “sasaran yang lebih aman”,
f.
Rasionalisasi : Orang yang menganggap hal-hal yang besar merupakan suatu
hal yang kecil, begitupun sebaliknya. Serta dia memberi alasan yang logis untuk
merasionalisasikannya. Sublimasi : Ini
suatu cara untuk mengalihkan energi seksual kesaluran lain, yang secara sosial
umumnya bisa diterima, bahkan ada yang dikagumi,
g.
Regresi : Yaitu
berbalik kembali kepada prilaku yang dulu pernah mereka alami,
h.
Introjeksi : Yaitu
mekanisme untuk mengundang serta “menelaah” sistem nilai atau standar orang
lain,
DAFTAR PUSTAKA
Feist,
Jess, & Feist,Gregory J. 2011. Teori kepribadian Edisi 7 Buku 2. Jakarta: Salemba
Humanika.
http://www.e-jurnal.com/hubungan-antara-emosi-motivasi-dan-proses-kognitif/
Siswanto.(2007). Kesehatan Mental :
Kesehatan Mental – Konsep, Cakupan dan Perkembangannya.Yogyakarta: A