Senin, 03 Oktober 2011

Manusia, Kebudayaan dan Pendekatannya

Manusia sebagai makhluk budaya




     Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.
     Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
     Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai 1) penganut kebudayaan, 2) pembawa kebudayaan, 3) manipulator kebudayaan, dan 4) pencipta kebudayaan.
     Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.
     Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Ø   Manusia terdiri dari 4 unsur:
1.      Jasad    : Tubuh manusia yang dapat dilihat dan diraba
2.      Hayat   : Unsur hidup yang ditandai dengan aktivitas
3.      Ruh      : Bersifat spritual berhubugan langsung dengan Tuhan
4.      Nafs     : Kesadaran/akal tentang diri sendiri
Ø   Manusia Sebagai Satu Kepribadian Mengandung Tiga Unsur :
1.      ID                    : Merupakan kepribadian yang mendasar
2.      EGO                : Bagian dari ID sebagai kepribadian yang berbeda dari lainnya
3.      SUPER EGO   : Struktur kepribadian yang paling akhir terbentuk dari luar




Ø   Hakekat Manusia
o       Makhluk ciptaan Tuhan terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai kesatua yang
           utuh
o       Memiliki perasaan intelektual, estetis, etis, diri, sosial, religius
o       Makhluk hayati dan budayawi
o       Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan
Ø   Pengertian Kebudayan
Menurut E.B Taylor (1871) Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuaqn, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut C.A Van Peursen, kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang-orang berlainan dengan hewan-hwan, maka manusia tidak hidup begut saja ditengan alam, melainkan mengubah alam.
Ø   Unsur-Unsur Kebudayaan
·         Sistem religi
·         Sistem organisasi kemasyarakatan
·         Sistem pengetahuan
·         Sistem ekonomi
·         Sistem teknologi dan peralatan
·         Bahasa
·         Kesenian
Ø   Wujud Kebudayaan
     Menurut dimensi wijudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :
1.      Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
2.      Kompleks aktivitas
3.      Wujud sebagai benda
Ø   Orientasi Nilai Budaya
1.      Hakekat hidup manusia : hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstern
2.      Hakekat karya manusia : setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda untuk hidup kedudukan, gerak hidup untuk menambah karya
3.      Hakekat waktu manusia : hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, masa lalu atau mas kini
4.      Hakekat alam manusia : ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam ada juga yang harus menyatu dengan alam
5.      Hakekar hubugan manusia : mementingkan hubungan antar manusia baik vertikal maupun horizontal

Ø   Perubahan Kebudayaan
     Terjadinya gerka perubahan kebudayaan disebabkan oleh :
·         Perubahan jumlah penduduk
·         Perubahan lingkungan hidup
Ø   Faktor yang Mempengaruhi Diterima atau Tidak Unsur Kebudayaan Baru
·         Terbatasnya masyarakat memiliki hubugan atau kontak
·         Pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan
·         Sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan
·         Dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat
Ø   Kaitan Manusia dan Kebudayaan
     Hubugan antara manusia dan kebudayaan secara sederhana adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia dari sisi lain  hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis. Proses dialektis tercipta melalui tiga tahap :
1.      Eksternalisasi   : Proses dimana manusia mengekspresikan dirinya
2.      Obyektivitas    : Proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif
3.      Internalisasi      : Proses dimana masyarakat kembali dipelajari manusia

Manusia, Kebudayaan dan Pendekatannya

Manusi adalah makhluk yang hidup di dunia ini, manusia terbagi atas empat golongan yaitu, anak-anak, remaja, dewasa dan lansia. Pada umumnya manusia dan kebudayaannya saling berhubungan, misalnya saja seperti di indonesia ini kita hidup dengan berbagai macam  kebudayaan yang berbeda namun semuanya tetap saling menghargai. bilamana kita tinjau dari segi pendekatan, umumnya lebih mengena golongan manusia anak-anak dan remaja. Anak yang sudah besar, yang tinggi badannya sama dengan orang dewasa maka hukuman untuknya adalah setara dengan orang dewasa. Baru belakangan ini telah dibuat aturan yang berbeda, sama halnya dengan psikologi belum lama berselang mengemukakan pendekatan yang khusus di tunjukkan kepada mereka yang bukan anak-anak ataupun dewasa penuh (remaja). (Buku Psikologi Remaja). Akan di jelaskan beberapa pendekatan dalam kehidupan remaja, diantaranya :
A.     Pendekatan Kebudayaan (antropologis)
Pendekatan psikobiologis dengan pola-pola tingkah laku tertentu bagi perkembangan anak ternyata kurang dapat di terapkan pada perkembangan masa remaja. Pada masa remaja dinamika seseorang terlalu banyak perbedaannya sehingga sulit di seragamkan secara universal yang berlaku di seluruh muka bumi. Sulit untuk menemukan pola tingkah laku khusus yang merupakan ciri khas umum tertentu pada masa remaja, berlaku untuk umum.

·         Margareth Mead, melihat adanya upacara ritual khusus berhubungan dengan peristiwa datangnya haid pertama pada beberapa kebudayaan di kepulauan tertentu, hal itu tidak di temukan pada kebudayaan lain. Bahkan kebudayaan lain menganggap itu adalah hal yang biasa. Contoh lainnya adalah saat anak merayakan ulang tahunnya yang ke 17 dengan meriah (sweet seventeen). Menandakan bahwa sang anak telah beranjak dewasa.

·         Ausubel, berpendapat bahwa pandangan biologis sebagai dasar yang menentukan perkembangan masa remaja kurang memuaskan. Jelas pada saat itu terjadi pertentangan dan persoalan. Persoalan yang dapat atau tidak dapat dielakkan sesuai dengan corak kebudayaan. Beberapa sifat dan ciri khas para remaja, pertentangan dan ketegangan bagi mereka yang berkebudayaan barat, tidak selalu merupakan persoalan bagi remaja di tempat lain. Permasalahan remaja, sebagian dapat dihubungkan dengan perbedaan norma dalam masyarakat yang berlaku, pengekangan dan pengadilan yang mengatur tingkah laku mereka menuju kedewasaan.


B.    Pendekatan  Psikobilogis
Granville Stanly Hall, adalah seorang ahli yang berpendapat bahwa psikologi remaja harus dipisahkan dengan psikologi anak ataupun dewasa. Berdasarkan pendapat ini maka dikumpulkan badan empiris yang dibukukan dengan judul “Adolescence” pada tahun 1904.  Ia berpendapat bahwa perkembangan dan pertumbuhan dikendalikan oleh proses kematangan yang terjadi didalam dirinya.

C.    Pendekatan Psikoanalitis
Aliran psikoanalisa yang lama menganggap masa remaja sebagai masa dimana kebutuhan dan aktivitas seksuil timbul lagi setelah mengalami masa laten dengan penekanan terhadap segala aktivitas seksuil. Tugas utama pada masa remaja adalah memperoleh kembali keseimbangan-keseimbangan antara ekspresi dan kebutuhan seksuil, jika keseimbangan tersebut bisa tercapai maka ia berhasil melepaskan diri dari orang tuanya dan dapat memasuki suatu ikatan psikoseksuil yang dewasa.
·         Anna Freud, mengemukakan cara dan berlangsungnya proses mencapai keseimbangan tersebut.
·         E.H. Erikson, juga memandang masa remaja sebagai suatu masa dimana ketakutan dan emosionalitas yang tidak stabil merupakan hal yang normal.

Demikianla beberapa pendekatan dan pandangan mengenai masa remaja. (Buku Psikologi Remaja).

0 komentar:

Posting Komentar

Senin, 03 Oktober 2011

Manusia, Kebudayaan dan Pendekatannya

Manusia sebagai makhluk budaya




     Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.
     Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
     Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai 1) penganut kebudayaan, 2) pembawa kebudayaan, 3) manipulator kebudayaan, dan 4) pencipta kebudayaan.
     Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.
     Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Ø   Manusia terdiri dari 4 unsur:
1.      Jasad    : Tubuh manusia yang dapat dilihat dan diraba
2.      Hayat   : Unsur hidup yang ditandai dengan aktivitas
3.      Ruh      : Bersifat spritual berhubugan langsung dengan Tuhan
4.      Nafs     : Kesadaran/akal tentang diri sendiri
Ø   Manusia Sebagai Satu Kepribadian Mengandung Tiga Unsur :
1.      ID                    : Merupakan kepribadian yang mendasar
2.      EGO                : Bagian dari ID sebagai kepribadian yang berbeda dari lainnya
3.      SUPER EGO   : Struktur kepribadian yang paling akhir terbentuk dari luar




Ø   Hakekat Manusia
o       Makhluk ciptaan Tuhan terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai kesatua yang
           utuh
o       Memiliki perasaan intelektual, estetis, etis, diri, sosial, religius
o       Makhluk hayati dan budayawi
o       Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan
Ø   Pengertian Kebudayan
Menurut E.B Taylor (1871) Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuaqn, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut C.A Van Peursen, kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang-orang berlainan dengan hewan-hwan, maka manusia tidak hidup begut saja ditengan alam, melainkan mengubah alam.
Ø   Unsur-Unsur Kebudayaan
·         Sistem religi
·         Sistem organisasi kemasyarakatan
·         Sistem pengetahuan
·         Sistem ekonomi
·         Sistem teknologi dan peralatan
·         Bahasa
·         Kesenian
Ø   Wujud Kebudayaan
     Menurut dimensi wijudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :
1.      Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
2.      Kompleks aktivitas
3.      Wujud sebagai benda
Ø   Orientasi Nilai Budaya
1.      Hakekat hidup manusia : hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstern
2.      Hakekat karya manusia : setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda untuk hidup kedudukan, gerak hidup untuk menambah karya
3.      Hakekat waktu manusia : hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, masa lalu atau mas kini
4.      Hakekat alam manusia : ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam ada juga yang harus menyatu dengan alam
5.      Hakekar hubugan manusia : mementingkan hubungan antar manusia baik vertikal maupun horizontal

Ø   Perubahan Kebudayaan
     Terjadinya gerka perubahan kebudayaan disebabkan oleh :
·         Perubahan jumlah penduduk
·         Perubahan lingkungan hidup
Ø   Faktor yang Mempengaruhi Diterima atau Tidak Unsur Kebudayaan Baru
·         Terbatasnya masyarakat memiliki hubugan atau kontak
·         Pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan
·         Sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan
·         Dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat
Ø   Kaitan Manusia dan Kebudayaan
     Hubugan antara manusia dan kebudayaan secara sederhana adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia dari sisi lain  hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis. Proses dialektis tercipta melalui tiga tahap :
1.      Eksternalisasi   : Proses dimana manusia mengekspresikan dirinya
2.      Obyektivitas    : Proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif
3.      Internalisasi      : Proses dimana masyarakat kembali dipelajari manusia

Manusia, Kebudayaan dan Pendekatannya

Manusi adalah makhluk yang hidup di dunia ini, manusia terbagi atas empat golongan yaitu, anak-anak, remaja, dewasa dan lansia. Pada umumnya manusia dan kebudayaannya saling berhubungan, misalnya saja seperti di indonesia ini kita hidup dengan berbagai macam  kebudayaan yang berbeda namun semuanya tetap saling menghargai. bilamana kita tinjau dari segi pendekatan, umumnya lebih mengena golongan manusia anak-anak dan remaja. Anak yang sudah besar, yang tinggi badannya sama dengan orang dewasa maka hukuman untuknya adalah setara dengan orang dewasa. Baru belakangan ini telah dibuat aturan yang berbeda, sama halnya dengan psikologi belum lama berselang mengemukakan pendekatan yang khusus di tunjukkan kepada mereka yang bukan anak-anak ataupun dewasa penuh (remaja). (Buku Psikologi Remaja). Akan di jelaskan beberapa pendekatan dalam kehidupan remaja, diantaranya :
A.     Pendekatan Kebudayaan (antropologis)
Pendekatan psikobiologis dengan pola-pola tingkah laku tertentu bagi perkembangan anak ternyata kurang dapat di terapkan pada perkembangan masa remaja. Pada masa remaja dinamika seseorang terlalu banyak perbedaannya sehingga sulit di seragamkan secara universal yang berlaku di seluruh muka bumi. Sulit untuk menemukan pola tingkah laku khusus yang merupakan ciri khas umum tertentu pada masa remaja, berlaku untuk umum.

·         Margareth Mead, melihat adanya upacara ritual khusus berhubungan dengan peristiwa datangnya haid pertama pada beberapa kebudayaan di kepulauan tertentu, hal itu tidak di temukan pada kebudayaan lain. Bahkan kebudayaan lain menganggap itu adalah hal yang biasa. Contoh lainnya adalah saat anak merayakan ulang tahunnya yang ke 17 dengan meriah (sweet seventeen). Menandakan bahwa sang anak telah beranjak dewasa.

·         Ausubel, berpendapat bahwa pandangan biologis sebagai dasar yang menentukan perkembangan masa remaja kurang memuaskan. Jelas pada saat itu terjadi pertentangan dan persoalan. Persoalan yang dapat atau tidak dapat dielakkan sesuai dengan corak kebudayaan. Beberapa sifat dan ciri khas para remaja, pertentangan dan ketegangan bagi mereka yang berkebudayaan barat, tidak selalu merupakan persoalan bagi remaja di tempat lain. Permasalahan remaja, sebagian dapat dihubungkan dengan perbedaan norma dalam masyarakat yang berlaku, pengekangan dan pengadilan yang mengatur tingkah laku mereka menuju kedewasaan.


B.    Pendekatan  Psikobilogis
Granville Stanly Hall, adalah seorang ahli yang berpendapat bahwa psikologi remaja harus dipisahkan dengan psikologi anak ataupun dewasa. Berdasarkan pendapat ini maka dikumpulkan badan empiris yang dibukukan dengan judul “Adolescence” pada tahun 1904.  Ia berpendapat bahwa perkembangan dan pertumbuhan dikendalikan oleh proses kematangan yang terjadi didalam dirinya.

C.    Pendekatan Psikoanalitis
Aliran psikoanalisa yang lama menganggap masa remaja sebagai masa dimana kebutuhan dan aktivitas seksuil timbul lagi setelah mengalami masa laten dengan penekanan terhadap segala aktivitas seksuil. Tugas utama pada masa remaja adalah memperoleh kembali keseimbangan-keseimbangan antara ekspresi dan kebutuhan seksuil, jika keseimbangan tersebut bisa tercapai maka ia berhasil melepaskan diri dari orang tuanya dan dapat memasuki suatu ikatan psikoseksuil yang dewasa.
·         Anna Freud, mengemukakan cara dan berlangsungnya proses mencapai keseimbangan tersebut.
·         E.H. Erikson, juga memandang masa remaja sebagai suatu masa dimana ketakutan dan emosionalitas yang tidak stabil merupakan hal yang normal.

Demikianla beberapa pendekatan dan pandangan mengenai masa remaja. (Buku Psikologi Remaja).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar