Jumat, 10 Januari 2014

komunikasi 1

Komunikasi merupakan suatu cara penyampaian informasi dari pemberi informasi kepada sasaran dengan maksud terjadi pemahaman akan isi pesan. Komunikasi adalah proses dengan mana orang yang bekerja dalam organisasi saling mentrasmisikan informasi dan menginterpretasikan artinya.
            Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
            Komunikasi interpersonal di nilai sebagai bentuk komunikasi yang sangat efektif bila
dibandingkan dengan jenis komunikasi yang lain dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan. Efektifitas komunikasi antar pribadi ini di dasarkan pada kegiatan komunikasi yang berlangsung secara tatap muka antara komunikator dengan komunikan, di mana hal ini dapat memunculkan terjadinya kontak pribadi (personal contact) pada para pelaku komunikasi.
Proses-proses yang terlibat dalam proses komunikasi adalah
sebagai berikut:
a.Pengirim (Sender) atau sumber yang memulai komunikasi. Dalam suatu organisasi,
pengirim mengkomunikasikannya kepada satu atau lebih orang lain.
b.Pengkodean (Encoding). Pengirim mengkodekan informasi yang akan disampaikan
dengan cara menerjemahkan ke dalam serangkaian simbol atau isyarat, biasanya dalam
bentuk kata-kata atau isyarat yang diyakini oleh pengirim akan dintepretasikan oleh
penerima dengan maksud yang sama.
c.Pesan (Message). Pesan adalah bentuk fisik yang digunakan oleh pengirim untuk
mengkodekan informasi. Pesan dapat berupa segala bentuk yang dapat dirasakan atau
diterima oleh satu atau lebih indra penerima.
d.Saluran (Channel) atau kanal. Kanal ialah media yang digunakan untuk menyampaikan
pesan, misalnya udara untuk pesan yang disampaikan dengan kata-kata, atau kertas
untuk pesan yang disampaikan dalam bentuk tulisan. Kanal harus disesuaikan dengan
bentuk pesannya supaya komunikasi dapat dilakukan lebih efisien dan efektif.
e.Penafsiran Kode (Decoding). Penafsiran kode adalah proses dimana penerima
menafsirkan pesan dan menerjemahkannya menjadi informasi yang berarti baginya.
Penafsiran kode dipengaruhi oleh (1) pengalaman masa lalu si penerima, (2)
interprestasi pribadi terhadap simbol atau isyarat yang digunakan, (3) harapan (orang
cenderung mendengarkan apa yang dia ingin dengarkan, serta (4) kesamaan pengertian
arti dengan pengirim.                                                                                     
f.Penerima (Receiver). Penerima adalah orang yang menafsirkan pesan dari pengirim.
g. Gangguan(Noise). Gangguan adalah semua faktor yang mengganggu, membingungkan atau mengacaukan proses komunikasi.
h.Umpan balik (Feedback).
Feedback adalah kebalikan dari proses komunikasi yang menyatakan reaksi terhadap komunikasi dari pengirim. Karena saat itu penerima menjadi pengirim feedback dan pengirim berfungsi sebaliknya, maka feedback tersebut mengalir melalui urutan langkah yang sama dengan sebelumnya, hanya arahnya yang berlainan. 
Hambatan dalam komunikasi
menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah  :
1.      Status effect
        Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2.      Semantic Problems
        Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3.      Perceptual distorsion
        Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4.      Cultural Differences
        Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5.      Physical Distractions
        Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6.      Poor choice of communication channels
        Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7.      No Feed back
        Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.       
 

Daftar Pustaka :

Suharto, Edi, (2005). Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Bandung: Refika Aditama
Effendy, O.U., 1996.Sistem Informasi Manajemen.Bandung:Mandar Maju
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta 
Winardi, J. 2010.  Manajemen Perubahan. Jakarta :Kencana,

0 komentar:

Posting Komentar

Jumat, 10 Januari 2014

komunikasi 1

Komunikasi merupakan suatu cara penyampaian informasi dari pemberi informasi kepada sasaran dengan maksud terjadi pemahaman akan isi pesan. Komunikasi adalah proses dengan mana orang yang bekerja dalam organisasi saling mentrasmisikan informasi dan menginterpretasikan artinya.
            Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
            Komunikasi interpersonal di nilai sebagai bentuk komunikasi yang sangat efektif bila
dibandingkan dengan jenis komunikasi yang lain dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan. Efektifitas komunikasi antar pribadi ini di dasarkan pada kegiatan komunikasi yang berlangsung secara tatap muka antara komunikator dengan komunikan, di mana hal ini dapat memunculkan terjadinya kontak pribadi (personal contact) pada para pelaku komunikasi.
Proses-proses yang terlibat dalam proses komunikasi adalah
sebagai berikut:
a.Pengirim (Sender) atau sumber yang memulai komunikasi. Dalam suatu organisasi,
pengirim mengkomunikasikannya kepada satu atau lebih orang lain.
b.Pengkodean (Encoding). Pengirim mengkodekan informasi yang akan disampaikan
dengan cara menerjemahkan ke dalam serangkaian simbol atau isyarat, biasanya dalam
bentuk kata-kata atau isyarat yang diyakini oleh pengirim akan dintepretasikan oleh
penerima dengan maksud yang sama.
c.Pesan (Message). Pesan adalah bentuk fisik yang digunakan oleh pengirim untuk
mengkodekan informasi. Pesan dapat berupa segala bentuk yang dapat dirasakan atau
diterima oleh satu atau lebih indra penerima.
d.Saluran (Channel) atau kanal. Kanal ialah media yang digunakan untuk menyampaikan
pesan, misalnya udara untuk pesan yang disampaikan dengan kata-kata, atau kertas
untuk pesan yang disampaikan dalam bentuk tulisan. Kanal harus disesuaikan dengan
bentuk pesannya supaya komunikasi dapat dilakukan lebih efisien dan efektif.
e.Penafsiran Kode (Decoding). Penafsiran kode adalah proses dimana penerima
menafsirkan pesan dan menerjemahkannya menjadi informasi yang berarti baginya.
Penafsiran kode dipengaruhi oleh (1) pengalaman masa lalu si penerima, (2)
interprestasi pribadi terhadap simbol atau isyarat yang digunakan, (3) harapan (orang
cenderung mendengarkan apa yang dia ingin dengarkan, serta (4) kesamaan pengertian
arti dengan pengirim.                                                                                     
f.Penerima (Receiver). Penerima adalah orang yang menafsirkan pesan dari pengirim.
g. Gangguan(Noise). Gangguan adalah semua faktor yang mengganggu, membingungkan atau mengacaukan proses komunikasi.
h.Umpan balik (Feedback).
Feedback adalah kebalikan dari proses komunikasi yang menyatakan reaksi terhadap komunikasi dari pengirim. Karena saat itu penerima menjadi pengirim feedback dan pengirim berfungsi sebaliknya, maka feedback tersebut mengalir melalui urutan langkah yang sama dengan sebelumnya, hanya arahnya yang berlainan. 
Hambatan dalam komunikasi
menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah  :
1.      Status effect
        Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2.      Semantic Problems
        Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3.      Perceptual distorsion
        Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4.      Cultural Differences
        Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5.      Physical Distractions
        Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6.      Poor choice of communication channels
        Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7.      No Feed back
        Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.       
 

Daftar Pustaka :

Suharto, Edi, (2005). Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Bandung: Refika Aditama
Effendy, O.U., 1996.Sistem Informasi Manajemen.Bandung:Mandar Maju
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta 
Winardi, J. 2010.  Manajemen Perubahan. Jakarta :Kencana,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar